SETELAH membatalkan rencana utang dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), RSUD RA Basoeni memutuskan bakal merombak tata letak fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Meski dengan gedung terbatas, rumah sakit pelat merah ini menyatakan tetap akan menyediakan poli baru tahun ini.
RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto menggelar serah terima jabatan (sertijab) direktur yang diterima dr Rasyid Salim SpKJ (K) dari Plt Direktur dr Ulum Rochmat Rohmawan MH di Hall Raden Wijaya Aston Hotel Mojokerto, Jumat (13/1). Tampak hadir Forkopincam Gedeg, pejabat struktural RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto, kepala puskesmas wilayah eks Karesidenan Mojokasri dan mitra yang bekerja sama dengan RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto serta tamu undangan lainnya.
RSUD RA Basuni Kabupaten Mojokerto terus melakukan perubahan dari sisi penampilan. Saat ini perubahan tersebut terlihat dari perubahan tampilan ruang pintu masuk rumah sakit bermotto Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami ini.
Raden Achmad (RA) Basoeni Kabupaten Mojokerto menggelar pelatihan komunikasi efektif dalam pemberian edukasi pasien di Ruang Komite Medik, Selasa(3/9). Kegiatan ini diikuti 60 peserta yang terdiri dokter, apoteker, perawat, bidan, dan ahli gizi, dengan menghadirkan narasumber dr Rita Kartika Sari, S.KM M.Kes, Muh Ali S.Kep, MM.Kes dan Andy Sofyan Prasetyo, S.Kep Ns, M.Kep.
RENCANA pengajuan utang yang dilakukan Pemkab Mojokerto sebesar Rp 148 miliar melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dipastikan menambah beban dua rumah sakit. Apalagi, tahun ini, RSUD RA Basoeni menurunkan target pendapatan asli daerah (PAD). Dari Rp 70 miliar menjadi Rp 55 miliar. Penurunan ini lantaran tak ada lagi klaim perawatan pasien Covid-19.
SEIRING bertambahnya usia, kondisi kesehatan seseorang bisa semakin menurun, sehingga menjadi rentan mengalami berbagai macam penyakit. Hal ini juga membuat para lansia beresiko mengalami penyakit degeneratif, yaitu kondisi kesehatan yang terjadi akibat memburuknya suatu jaringan atau organ seiring waktu.