MEGAPROYEK Jalan Empunala Rp 101,4 Miliar menghilangkan 100 taman berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Mojokerto. Akibatnya, Kota Onde-onde kian sulit mencapai batasan minimal RTH publik 20 persen dari luasan wilayah kota sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang.
PELAKSANAAN megaproyek Jalan Empunala Kota Mojokerto menelan anggaran Rp 101,4 miliar mulai dikeluhkan. Warga terdampak proyek berbasis pinjam anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini mengeluhkan analisa dampak lingkungan (amdal). Seperti debu dampak pengerukan sungai dan material yang berada di jalan sepanjang 2 Km meter tersebut.
PROYEK pembangunan Kantor Kelurahan Jagalan, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto sepertinya sulit terselesaikan sesuai target. Pasalnya, meski kontrak berakhir hari ini, sejumlah pekerjaan belum sepenuhnya rampung.
PROYEK peningkatan Jalan Empunala mulai menyentuh pekerjaan penutupan saluran air. Pemasangan box culvert pada aliran avour sepanjang 2 kilometer itu diperkirakan memakan waktu hingga dua bulan.
MEGAPROYEK peningkatan Jalan Empunala harus dikebut untuk bisa tuntas di akhir tahun 2022. Saat ini, proyek konstruksi dengan nilai kontrak mencapai Rp 101 miliar itu, dikaji ulang untuk percepatan pekerjaan di sisa waktu 6 bulan ke depan.
PASCA pembongkaran, pekerjaan fisik megaproyek peningkatan Jalan Empunala Kota Mojokerto mulai digulirkan. Saluran air menjadi sasaran pertama dengan pemasangan box culvert.
DIGULIRKANNYA megaproyek peningkatan Jalan Empunala, membawa dampak bagi masyarakat. Karena, seluruh akses jembatan yang berada di atas saluran air akan dibongkar. Termasuk sejumlah bangunan yang jadi tempat usaha di sepanjang jalan tersebut.
