Protes atas Tindakan unprocedural Atlet Ngawi
KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Protes cabor biliar Kota Mojokerto atas tindakan unprocedural pebiliar Ngawi sepekan lalu tak kunjung mendapat tanggapan. Surat balasan dari Panitia Pelaksana (Panpel) Porprov hingga hari ini tak diterima Pengkot POBSI Mojokerto. Atas situasi ini, Pengkot POBSI siap mengajukan banding ke komisi wasit dalam waktu dekat.
Ketua Umum Pengkot POBSI Mojokerto, Bagus Majoki mengaku, sudah mengkonfirmasikan protesnya ke Pengprov POBSI Jatim. Dalam keterangannya, Pengprov POBSI yang juga Panpel Porprov sengaja tidak membalas secara resmi surat protesnya. Alasannya karena sang atlet sudah terlanjur ditetapkan tim verifikasi. Sehingga keputusannya tidak bisa diganggu gugat.
’’Senin (13/6) malam saya dikabari via telepon yang secara lisan menerangkan sang atlet sudah tidak bisa dicoret karena sudah lolos verifikasi,’’ ujarnya. Bagus lantas mempertanyakan status sang atlet jika mengacu pada SK KONI Jatim nomor 426/SK.156/601.1/2019 tentang atlet peserta porprov Jatim VII. Di mana, kepindahan atlet yang berlangsung kurang dari dua tahun dari pelaksanaan porprov dianggap tidak sah.
Sehingga tidak diperkenankan masuk dalam daftar kontingen daerah. Dengan kata lain, perpindahan atlet Ngawi dari Tegal yang berlangsung Maret lalu juga dianggap tidak sah. Akan tetapi, justru masuk dalam daftar resmi atlet yang lolos verifikasi dan berhak ditetapkan sebagai peserta Porprov. Menjawab pertanayaannya itu, Bagus malah didorong mengajukan banding ke komisi wasit.
Di mana, komisi wasitlah yang nantinya berhak memberikan keputusan bandingnya. ’’Saya disuruh mengajukan banding. Ya, nanti coba kami pertimbangkan dan segera berkoordinasi,’’ tandas pria yang juga akrab disapa Bejo itu.
Meski begitu, Bagus tak terlalu gegabah dalam mengajukan banding. Pihaknya tetap akan mencari keadilan dengan meminta dukungan dari daerah lain.
Termasuk Kota Batu yang juga berencana mengajukan banding atas tindakan Pengkab POBSI Ngawi. ’’Informasinya Kota Batu juga akan protes. Kami akan galang dukungan dari daerah lain juga,’’ ujarnya.
Seperti diketahui, pebiliar Ngawi, Andri Kurniawan dipertanyakan keabsahannya. Andri dinilai unprocedural dalam mengikuti ajang olahraga multievent tingkat provinsi tersebut. Di mana, kepindahannya dari Tegal ke Ngawi Maret lalu dinilai melanggar aturan yang berlaku. (far/fen)