KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Sehari jelang Hari Raya Nyepi, ratusan umat Hindu menggelar upacara Tawur Agung Kesanga di Desa Pohjejer, Kecamatan Gondang, kemarin (21/3). Prosesi yang identik dengan pawai Ogoh-Ogoh itu juga diikuti siswa jenjang sekolah dasar umum dan Islam. Acara diakhiri dengan pembakaran Ogoh-Ogoh sebagai simbol pemusnahan angkara murka dan segala sifat jahat.
Upacara menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 yang jatuh pada Rabu (23/3) ini digelar sejak pukul 09.00. Setelah melakukan ibadah di lapangan pujasera Desa Pohjejer, ratusan jamaah berpakaian serba putih mengikuti prosesi pecaruan agung. Kegiatan kemudian dilanjut dengan pawai Ogoh-Ogoh. Empat patung Bhuta Kala berukuran rangkasasa diarak keliling kampung.
Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Mojokerto Hartowo mengatakan, upacara Tawur Agung Kesanga merupakan tradisi menyambut Nyepi. Upacara ini bermakna penyucian alam semesta dari segala sifat jahat sebelum umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian selama sehari. Setelah pawai, Ogoh-Ogoh yang disimbolkan sebagai sosok jahat dimusnahkan dengan cara dibakar. ”Maksudnya memusnahkan sifat jahat angkara murka dan semua keburukan yang diwujudkan dalam Ogoh-Ogoh,” bebernya.
Pawai sepanjang 2 kilometer (km) kemarin dikuti ratusan jamaah Hindu dari enam pura di Mojokerto. Selain itu, kegiatan juga melibatkan puluhan siswa sekolah dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan jenjang usia dini Raudhatul Athfal (RA) di Desa Pohjejer. ”Dalam pawai tadi juga dimeriahkan tradisi bantengan dan gunungan. Upacara ini sekaligus menjadi bentuk toleransi kami dalam beragama,” imbuhnya. (adi/ron)