TRADISI ruwat desa menjadi salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan masyarakat di Kelurahan Prajurit Kulon. Beragam rangkaian acara digelar sejak 12 Maret lalu.
Lurah Prajurit Kulon Muhamad Nurhadi mengatakan, tradisi tersebut sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas semua anugerah. Sekaligus untuk melestarikan tradisi leluhur masyarakat Kelurahan Prajurit Kulon yang mayoritas merupakan perajin alas kaki. ”Acara puncak ruwat desa digelar dengan tumpeng sandal sepatu. Yang mana memberikan gambaran bahwa sebagian besar masyarakat kami adaah perajin alas kaki,” ujarnya.

Nurhadi melanjutkan, tumpeng sandal sepatu ini biasanya dibuat berukuran besar dengan tinggi 7 meter diameter 5 meter. Tumpeng itu berasal dari sekitar 2000 pasang sandal sepatu dari sumbangan para pengrajin alas kaki di wilayah Kelurahan Prajurit Kulon. ”Tradisi tumpeng sandal sepatu yang rutin dilaksanakan ini tetap dipertahankan untuk menjadikan ikon. Sebab, Kelurahan Prajurit Kulon adalah sentra penghasil alas kaki,” ungkap dia.

Ditambahkannya, sebelum gelaran tumpeng sandal sepatu, masyarakat sudah menghelat beragam kegiatan. Di antaranya gotong royong, Khotmil Quran, doa bersama, macapatan, istigasah, salawat, serta pawai budaya.

Nurhadi menyebut, tradisi ruwat desa ini merupakan bentuk dukungan kepada Pemkot Mojokerto untuk menuju kota budaya dan pariwisata. ”Kegiatan ruwat desa mengandung unsur sosial, agama, budaya dan pariwisata. Sehingga, ini menjadi bentuk dukungan kepada Pemkot Mojokerto dalam menjadikan Kota Mojokerto sebagai kota budaya dan pariwisata,” tutupnya. (bas/ron)