27.8 C
Mojokerto
Friday, June 9, 2023

Celupak, Pelita Kuno Zaman Majapahit sebelum Lampu Pijar Ditemukan

JEJAK alat penerangan di era Kerajaan Majapahit berhasil ditelusuri para ilmuwan. Alat tersebut disebut celupak. Teknologi sederhana penerang dari gelapnya malam jauh sebelum ditemukannya listrik dan lampu pijar.

Era kerajaan besutan Raden Wijaya itu, masyarakat menggunakan celupak sebagai alat penerangan saat langit mulai gelap. Celupak merupakan wadah berbentuk silindrik layaknya mangkuk dengan cerat di salah satu sisinya. Bentuknya sederhana, tanpa gagang maupun penutup. Berupa terakota dengan ukuran variatif. Diameternya sekitar 10-20 cm dengan tinggi sekitar 5-25 cm.

’’Modelnya macam-macam, ada yang silindris dan ada yang kecil seperti mangkuk. Untuk ceratnya bisa lebih dari satu dan cahayanya ada sisi cerat tersebut,’’ ungkap Didik Hermawan staf Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim Unit Pengelolaan Pusat Informasi Majapahit (PIM). Sebagai alat penerangan, celupak diisi bahan bakar minyak jarak maupun minyak kelapa. Kemudian diberi sumbu dari serat kapas yang dijuntai ke ujung cerat. Sumbu lantas disulut api untuk menyalakan celupak.

Baca Juga :  Seleksi TC Silat Digelar Bersamaan Kejurkab

’’Untuk pemantik api zaman itu yang masih perlu dikaji lebih lanjut. Apakah dari batu yang digesekkan atau dari kayu yang digesek. Yang jelas, saat itu (pemantik) api sudah ada,’’ terangnya. Menurut dia, celupak kerap kali digunakan untuk menerangi pemukiman masyarakat abad 13-15 tersebut. Terlebih, bentuk celupak yang sedemikian rupa membuatnya sulit dibawa ke mana-mana.

Namun, para peneliti juga mendapati celupak layaknya lampu gantung yang terbuat dari logam. Tampak lebih mewah dengan model yang variatif namun dengan fungsi utama yang sama. Hanya saja, belum diketahui pasti arti lain dari perbedaan bahan tersebut terkait pemakainya. ’’Mayoritas celupak digunakan di bangunan profan seperti kawasan pemukiman. Ada juga yang lampu (celupak) gantung dari logam. Tapi apakah itu untuk kalangan tertentu atau tidak, kami masih belum ada referensi pastinya,’’ beber Didik.

Baca Juga :  Empu Supo, Penemu Keris Pusaka Raja Majapahit yang Hilang

Untuk aktivitas luar ruang, masyarakat Majapahit memakai obor sebagai alat penerangan. Yang terbuat dari bambu dengan salah satu ujungnya dibebat sumbu untuk disulut api. Celupak atau pelita kuno tersebut obyek cagar budaya koleksi Pusat Informasi Majapahit. Sedikitnya sekitar 30 hingga 50 celupak disimpan di museum di bawah naungan PIM tersebut. Celupak ditemukan peneliti Henry Maclaine Pont pada periode tahun 1924-1980 yang tersebar di seluruh wilayah Trowulan. (vad/fen)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/