SEMENTARA itu, setelah sekolah polisi di Pacet menghilang, muncul institusi kepolisian baru di Mojokerto. Lembaga Polisi Daerah ini merupakan bentukan Belanda yang merekrut personel dari pemuda lokal.
Ayuhanafiq mengatakan, pembentukan Polisi Daerah Mojokerto dilakukan setelah Belanda kembali menguasai Mojokerto pada 17 Maret 1947. Sehingga, dibentuk institusi baru untuk mengisi kekosongan personel setelah ditinggalkan aparat kepolisian sebelumnya.
Untuk mencetak anggota baru, Polisi Daerah Mojokerto melakukan rekrutmen. Hanya mereka yang lolos pendidikan dan pelatihan yang akan diangkat menjadi personel. ”Selain seleksi fisik, juga dilakukan pelatihan ilmu kepolisian dasar,” sambung Yuhan.
Pendidikan sekaligus asrama ditempatkan di bekas kompleks Pabrik Gula Sentanen Lor di Jalan Hayam Wuruk, Kota Mojokerto. Rekrutmen yang dibuka bagi pemuda primbumi itu juga melatih peserta didiknya menggunakan senjata api.
Hanya saja, sebut Yuhan, Polisi Daerah Mojokerto memiliki kewenangan yang lebih sempit dibandingkan polisi umum lainnya. Karena tugasnya masih di bawah kendali bupati dan hanya memiliki kewenangan di daerah. ”Jadi, polisi daerah tidak jauh dengan satuan polisi pamong praja yang ada saat ini,” tandasnya. (ram/ron)