MANIK – manik merupakan warisan budaya lintas zaman. Pasalnya, bukti arkeologis menunjukkan jika aksesosi sudah digunakan masyarakat zaman megalitikum. Bahkan, kala itu berkaitan erat dengan nilai kepercayaan. Selain untuk perhiasan juga digunakan sebagai bekal kubur masyarakat zaman batu tersebut.
Kasub Unit Koleksi Pusat Informasi Majapahit (PIM) Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim Tommy Raditya D menerangkan, para peneliti juga mendapati temuan artefak manik-manik di luar wilayah Trowulan. Di antaranya, wilayah Bondowoso, Lumajang, berikut Situbondo. Uniknya, temuan artefak tersebut mengindikasikan usia yang jauh lebih tua ketimbang era Majapahit. Yakni peninggalan zaman megalitikum yang berlangsung lebih dari 1000 tahun sebelum masehi.
’’Temuan artefak manik-manik di sana mengindikasikan peninggalan zaman megalitikum,’’ ujarnya. Dari sejumlah temuan yang ada, manik-manik kuno tersebut sudah ada yang terbuat dari kaca. Selain dari batu maupun terakota. Bahkan, manik-manik kuno tersebut memiliki warna merah dan hijau serta berorak spiral. ’’Jadi manik-manik itu sudah dihias. Sepertinya digambar,’’ terangnya.
Menurut hasil peneliti kepurbakalaan, lanjut Tommy, kala itu perhiasan manik-manik berupa kalung dan gelang bukan sekadar untuk perhiasan kaum hawa. Melainkan juga sebagai bagian dari ritual kepercayaan saat itu. Yakni, bekal kubur. Salah satu indikasinya, manik-manik ditemukan di dalam peti kubur batu. ’’Selain sebagai perhiasan, manik-manik di zaman megalitikum juga untuk bekal kubur. Itu bagian dari kepercayaan yang berkembang di masyarakat saat itu,’’ paparnya.
Tommy menerangkan, di masa praaksara, pemakaian atau persebaran aksesosi manik-manik merata hampir di seluruh wilayah Nusantara. ’’Temuan manik-manik ini hampir ada di semua situs. Jadi, sifat artefak ini punya konteks sejarah (dan wilayah) yang berbeda. Sederhananya, manik-manik yang ditemukan di Trowulan itu hampir bisa dipastikan peninggalan Majapahit. Sedangkan di wilayah Bondowoso dan sekitarnya, peninggalan prasejarah,’’ paparnya.
Sehingga, proses pewarisan budaya kuno tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang panjang. Mulai dari era prasejarah, Majapahit, hingga zaman modern saat ini. Sebab, hingga saat ini pemakaian aksesosi manik-manik masih berlangsung. Khususnya, bagi kaum hawa. ’’Peninggalan atau pewarisan budaya manik-manik ini memakan kurun waktu yang panjang. Dan bahkan sampai sekarang aksesosi manik-manik masih digunakan,’’ tukas Tommy. (vad/ron)