MENURUT data PBB saat ini jumlah populasi penduduk dunia mencapai 7,954 miliar jiwa. Jumlah ini diperikirakan akan terus bertambah sebesar 1% pada rentang tahun 2022 hingga 2025 mendatang.
Inkremen jumlah penduduk ini akan sangat berpengaruh kepada kenaikan jumlah konsumsi masyarakat dunia akan energi fosil yang saat ini diprediksi para pakar jumlahnya akan jauh berkurang pada 30 tahun lagi. Hal ini tentu juga akan berpengaruh pada jumlah supply dan distribusi energi tersebut.
Di sisi lain perubahan iklim saat ini tengah terjadi. Hal ini dipicu salah satunya karena meningkatnya jumlah populasi dan penggunaan energi fosil yang unmanageable. Emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran penggunaaan energi fosil seperti gas alam, minyak bumi, batu bara dan lain sebagainya baik karena konsumsi pribadi maupun oleh industri juga kian massif.
Sebagai gambaran, emisi karbon yang kita buang saat ini menjadi kontributor utama adanya perubahan iklim yang terjadi pada bumi. Kita melihat dengan kasat mata, beberapa kejadian yang akhir akhir ini terjadi yakni mencairnya es dikutub, banjir bandang diberbagai tempat, kebakaran hutan lebih sering terjadi serta kekeringan yang ekstrim menjadi pertanda dan peringatan bahwa bumi sedang tidak baik baik saja. Kita juga melihat adanya perubahan iklim ini juga menjadikan supply bahan pokok makanan terganggu. Karena banyak petani dan peternak gagal panen.
Menurut data World Research Institute (WRI) mencatat, lebih dari setengah emisi gas rumah kaca global disumbang 10 (sepuluh) negara di dunia. Dari data Climate Watch yang dirilis WRI Indonesia, Tiongkok menjadi kontributor emisi gas rumah kaca terbesar hingga awal 2018.
Sementara Indonesia juga masuk dalam daftar sepuluh negara dengan emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Tercatat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan di Tanah Air sebesar 965,3 MtCO2e atau setara 2% emisi dunia. Mayoritas emisi gas rumah kaca Indonesia berasal dari sektor energi.
Perubahan anomali iklim diatas, seharusnya menjadi early warning bagi kita semua agar semakin aware (sadar) bahwa emisi karbon yang kita buang musti kita berdayakan dengan bijaksana. Jika tidak ini akan berakibat cukup fatal bagi generasi generasi mendatang, karena kita dianggap mengabaikan masa depan hanya untuk kepentingan kenyamanan saat ini.
Iklim sudah berubah sangat cepat, artinya kita perlu game changing, perlu adanya transisi energi, dan yang paling penting adanya kesadaran diri kita yang bisa merubah cara pandang dan paradigma tentang pengelolaan sumber daya energi masa depan yang lebih ramah lingkungan dengan lebih manageable. Kita perlu bersama sama mengubah mindset, apakah kita bisa memanfaatkan teknologi dengan bijaksana, apakah kita bisa beranjak dari sifat konsumtif ke sifat regeneratif, dan melakukan aksi kecil mulai dari diri kita, untuk keberlangsungan kehidupan generasi dimasa mendatang.
Kita juga musti sadar bahwa kontribusi kecil yang kita lakukan sangatlah penting bagi perubahan iklim yang terjadi dibumi. Memang tidak bisa dilakukan hanya satu atau dua kelompok saja tapi harus secara kolektif, secara masif dan konsisten.
Harapan adanya inovasi teknologi dibidang sumber daya energi juga sangat diperlukan, misal pengembangan energi tenaga surya juga menjadi secercah harapan dimasa depan bagi anak cucu kita, tidak hanya dalam hal menyerap, tapi juga menyimpan energi tersebut dan teknologi untuk mendistribusikan hingga dinikmati masyarakat. Jika memang bisa dan dengan dukungan kesadaran seluruh masyarakat akan pengelolaan sumber energi baru, ini akan menjadi game changing yang sangat luar biasa.
Diakhir tulisan ini, saya memberikan informasi bahwa kondisi planet kita saat ini memang berubah sangat cepat. Akselesari perubahan ini apabila tidak di kelola dengan baik akan menimbulkan potensi error yang berbahaya buat kelangsungan anak cucu kita. Nasa juga meluncurkan situs https://climate.nasa.gov/images-of-change yang bisa memvisualkan bagaimana kondisi bumi kita saat ini dan sebelumnya.
Disana kita bisa lihat dengan jelas bahwa planet bumi sedang dalam kondisi kritis. Sehingga perlu adanya kontribusi dari seluruh warga dunia bukan hany warga Mojokerto, bukan warga Jawa Timur, bukan warga Jakarta, tapi seluruh warga bumi, agar keberlangsungan planet ini bisa dinikmati hingga generasi mendatang. (*)
*Andiyanto Vino
Chief Marketing Officer Sunrise Mall
Founder VAST Business Asisstant