KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Gejolak yang terus bermunculan selama pilkades serentak 2022 di Kabupaten Mojokerto, dinilai karena minimnya sosialisasi ke masyarakat. Karena, deretan protes yang dilakukan para bakal calon karena minimnya pemahaman terhadap aturan.
Tudingan itu dilancarkan Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Mojokerto, Rindahwati, kemarin. Dikatakannya, pilkades yang digelar September mendatang seharusnya menjadi atensi semua pihak. Selain potensi kerawanannya lebih tinggi, hingga tahapan berjalan ternyata sudah bermunculan persoalan di sejumlah desa. ’’Sampai saat ini sudah ada tiga desa yang melapor ke kami atas persoalan pilkades yang tengah berjalan,’’ ungkapnya.
Tiga desa itu yakni Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Desa Gayam, Kecamatan Bangsal, dan Desa Canggu, Kecamatan Jetis. Namun, dari ketiganya, Desa Temon belum berkirim surat secara resmi ke gedung dewan. ’’Untuk dua desa sudah dilakukan audiensi, terakhir Desa Canggu,’’ tuturnya.
Persoalannya berbeda-beda. Jika di Desa Gayam, ada salah satu bacalon yang mempersoalkan keabsahan berkas yang menjadi kelengkapan administrasi sebagai persyaratan. Berbeda lagi di Desa Canggu, salah satu bacalon dan pendukungnya, mempersoalkan panitia yang dinilai tidak transparan dan berpihak kepada bacalon lain. ’’Sebenarnya persoalan yang timbul ini karena perbedaan dalam memahami tiap tahapan berikut aturannya. Dan itu sudah klir di tiap mediasi yang kami lakukan,’’ tuturnya.
Munculnya persoalan pilkades ini tentu harus menjadi perhatian serius Pemkab Mojokerto selaku penyelenggara. Pemda harus lebih memaksimalkan dalam sosialiasi dan edukasi di tengah masyarakat. Selain menghindari persoalan lain kembali muncul, juga sebagai upaya menjaga kondusivitas wilayah. ’’Bukan berarti kurang dalam sosialiasi, tapi harus dimaksimalkan lagi,’’ tegasnya.
Selain itu, pendekatan ke tokoh masyarakat dan para bacalon berikut pendukungnya juga perlu dilakukan secara intensif untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan. ’’Deteksi dini lebih penting. Jangan sampai kita malah kecolongan di kemudian hari,’’ tandasnya. (ori/ron)