SMP Negeri 2 Mojokerto memiliki jurus jitu untuk mengurangi produksi sampah sekolah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Mojokerto. Yakni dengan menerapkan inovasi program Sumpah Bang Jai atau akronim dari Sulap Sampah dengan Lubang Ajaib.
Kepala SMP Negeri 2 Mojokerto, Mulib menjelaskan, Sumpah Bang Jai diharapkan mampu menjadi solusi penanganan persoalan sampah di sekolah. Melalui program tersebut, semua warga sekolah diharuskan memilah dan menempatkan sampah pada tempat khusus yang disebut Bang Jai alias lubang ajaib. ”Lubang ajaib berfungsi sebagai tempat memasukkan sampah-sampah anorganik. Seperti botol minuman, plastik, hingga kertas,” terangnya.

Kotak sampah yang terbuat dari kardus bekas ditempatkan di 26 ruang kelas di SMP Negeri 2. Selain itu, Bang Jai juga disebar di titik-titik strategis lainnya untuk memudahkan warga sekolah membuang sampah di lingkungan sekolah.
Mulib mengatakan, setiap hari petugas piket dari masing-masing akan mengumpulkan sampah anorganik untuk disetorkan ke bank sampah sekolah. Setiap item sampah dicatat jumlah dan ditimbang total bobotnya. ”Secara berkala sampah akan disetorkan ke Bank Sampah Induk (BSI) Kota Mojokerto dan hasil penjualannya akan dimasukkan sebagai kas kelas,” tandas Mulib.

Selain itu, SMPN 2 Mojokerto juga menyediakan lubang sumur ajaib untuk menampung sampah organik. Sumur buatan dari buis beton berdiameter 90 sentimeter dan kedalaman sekitar 1,5 meter difungsikan untuk tempat pembuangan akhir sampah sisa makanan atau jenis sampah basah lainnya yang mudah terurai. ”Lubang sumur ajaib diperkirakan bisa menampung sampah organik hingga leih dari satu tahun,” ujarnya.
Karena itu, di setiap kelas dan ruangan disediakan tempat pembuangan sementara sampah organik. Masing-masing telah dikelompokkan antara tempat sampah basah dan sampah kering.

Tak hanya itu, khusus sampah daun yang berasal dari pohon peneduh di lingkungan sekolah juga ditampung ke dalam komposter. Melalui alat pengolahan sampah organik itu, sampah bisa kembali dimanfaatkan sebagai pupuk kompos.
Sesuai dengan slogan Sampahku, Sahabatku, SMP Negeri 2 Mojokerto juga memanfaatkan sampah anorganik untuk dijadikan kerajinan daur ulang. Salah satunya berupa karya kreatif ucapan selamat datang yang sepenuhnya terbuat dari botol air minum bekas. ”Dengan pemilahan sampah dari awal, harapannya yang terbuang ke TPA hanya sampah residu saja,” papar Mulib. (ram/ron)