KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Langkah deklarasi pasangan Ikfina Fahmawati-Muhammad Al Barra di kampus Institut KH Abdul Chalim, Desa Bendungan Jati, Kecamatan Pacet, pada Senin (27/1), meninggalkan langkah incumbent Pungkasiadi. Hingga saat ini, bupati Mojokerto itu tak kunjung memunculkan figur kuat yang akan mendampinginya dalam pilkada nanti.
Pung ketinggalan jauh dibanding pasangan lain yang telah muncul ke permukaan saat ini. Di antaranya, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Yoko Priyono yang sudah memastikan akan duet dengan mantan wakil bupati Mojokerto Choirunnisa (Nisa), dan Purwo Santoso yang berpasangan dengan mantan ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Sukarji.
Kekosongan ini, menuai banyak spekulasi. Tak sedikit yang beranggapan, Pung sengaja tak kunjung memunculkan sosok pendamping lantaran belum memiliki tiket utuh dalam pilbup nanti. Ia hanya berpeluang mengantongi rekom dari induk partai yang tengah pimpinnya, yakni PDI Perjuangan. Dan, Pung diprediksi akan kesulitan menutupi kekurangan batas minimal dukungan parpol. Yakni, 20 persen dari jumlah perolehan kursi di DPRD atau minimal 10 kursi.
Kemarin (28/1), mendadak anggota DPRD Kabupaten Mojokerto M. Buddi Mulyo meyakini jika ia mampu menutupi kekurangan rekom itu. Bahkan, ia mengklaim, telah mendapat restu dari DPP Gerindra. ’’Kalau saya mau maju sebagai kader, maka rekom itu akan diberikan ke saya,’’ bebernya usai melakukan pertemuan dengan sejumlah simpatisannya, di sebuah rumah makan, di kawasan Sooko.
Dikatakan Buddi, dengan perkawinan antara PDIP dengan Gerindra, maka tiket Pung untuk running akan utuh. Karena, di pileg lalu, Gerindra memiliki 3 perwakilan di DPRD Kabupaten Mojokerto. ’’Jadi, akan menutupi kekurangan. Bukan 9 kursi. Tapi akan menjadi 12 kursi,’’ imbuh Ketua Pagar Nusa PC NU Kabupaten Mojokerto ini.
Bukankah masa penjaringan cabup-cawabup di DPC Gerindra sudah ditutup? Buddi mengakui, sejak awal dibuka hingga penutupan pendaftaran, namanya memang tak pernah masuk dalam daftar. Akan tetapi, ia meyakini, partainya akan memberikan dukungan penuh terhadap kadernya sendiri.
Saat penjaringan di DPD Gerindra, sejumlah figur ikut berebut. Di antaranya, incumbent Pungkasiadi, Yoko Priyono, Purwo Santoso, hingga Kusnan Hariadi. ’’Gerindra hanya akan mengeluarkan nama cabup. Bukan cawabup. Jadi, tidak masalah tidak ikut (penjaringan),’’ kilahnya.
Anggota DPRD dua periode ini memastikan, pencalonannya dalam kontestasi ini, bukan sekedar check sound. Bahkan, ia memastikan akan melepas statusnya sebagai anggota dewan. ’’Disurvei dulu. Baru nanti akan mundur,’’ papar dia.
Tak sekadar mendapat dorongan dari parpol. Buddi menambahkan, untuk maju sebagai cawabup, ia sudah cukup memiliki modal yang sangat besar. Di antaranya, basis massa dari Pagar Nusa, hingga Banser yang tersebar hingga pelosok Mojokerto.
Sebelumnya, Pungkasiadi menegaskan, jika ia telah melakukan komunikasi dengan 7 figur yang akan menjadi pendampingnya nanti. Meski tak menyebut secara detail atas identitasnya, namun Pung memastikan jika mereka peminangan telah dilakukan. ’’Kalau pakai helm, cuma tinggal klik saja,’’ katanya singkat.