Bahaya rem blong di jalur ekstrem Cangar-Pacet jadi momok yang menakutkan. Mencium bau kampas terbakar artinya harus siap-siap masuk jalur penyelamat. Para relawan juga bersiaga di sepanjang jalan untuk mengingatkan para pengendara mengutamakan keselamatan.
YULIANTO ADI NUGROHO, PACET, Jawa Pos Radar Mojokerto
Hujan belum lama reda. Bekasnya masih membasahi aspal curam Cangar-Pacet. Namun, pengendara motor dari atas tampak berbondong-bondong menuju Mojokerto. Sepanjang jalur turunan itu, menguar aroma kampas yang terbakar. ’’Artinya harus istirahat lho itu,’’ ucap M. Sofi Akbar, relawan yang saat itu berjaga di rest area Desa Sendi, Minggu (26/12).
Dia bersama puluhan relawan dari berbagai kelompok berdiri di tepi jalan. Sejak pagi, mereka tengah melakukan operasi pengamanan arus lalu lintas di jalur ekstrem Cangar-Pacet. Beberapa menggenggam HT, lainnya membawa papan bertuliskan ’’Cek Kondisi Rem Anda’’. Rem blong memang menjadi perhatian utama dalam operasi pengamanan selama libur Natal dan tahun baru (Nataru) ini.
Papan pengingat untuk memeriksa kondisi rem itu muncul bukan tampa alasan. Jalur dengan turunan curam ini memang sangat berbahaya. Menurut Sofi, rem yang terus bekerja berkilo-kilometer memang berpotensi besar mengalami panas dan dol. Hal itu bisa berakibat motor tiba-tiba melaju tanpa kendali. ’’Kampas kobong sampai rem blong ini banyak terjadi di sini (rest area Sendi),’’ terangnya.
Keberadaan para relawan ini pertama untuk mengingatkan para pengendara supaya mengurangi kecepatannya. Hal ini dilakukan sambil berteriak-teriak dan melambaikan tangan sebagai tanda instruksi supaya pelan-pelan. Selain itu, pengendara yang tampaknya bermasalah juga langsung diberi penanganan. ’’Yang kelihatan kakinya sudah menggantung kita suruh minggir,’’ ucapnya.
Insiden ini paling banyak terjadi. Minggu (26/12), hanya dalam waktu satu jam, sekitar enam pengendara yang mengalami masalah dengan sistem pengereman. Mereka langsung diarahkan ke rest area untuk membetulkan kendaraan sekaligus mendinginkan mesin. Tampak pula pengendara yang membasahi cakram remnya dengan air. ’’Itu tidak boleh. Harus didinginkan. Paling tidak 10 sampai 15 menit. Karena takutnya nanti tambah meleyot,’’ tutur anggota relawan Team Stress Adventure (TSA) ini.
Selama menjadi relawan, Sofi bisa melihat tanda-tanda kendaraan yang mengalami rem blong. Salah satunya adalah tangan pengendara yang terus bergerak menekan rem, tetapi melaju kencang. ’’Kalau tangannya sudah nggaratil-nggatil tapi banter ae berarti ngeblong,’’ ucapnya. (abi)