GONDANG, Jawa Pos Radar Mojokerto – Langkah PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah kader yang membelot, rupanya terus bergulir. Kali ini, sikap menentang induk parpol tersebut kian dipertegas ke publik. Mereka terang-terangan memberikan dukungan bapaslon Ikfina Fahmawati-Muhammad Al Barra (ikbar).
Seperti yang dilakukan Ngatimun Al Munandar. Saat ini, ia tengah menjabat pelaksana tugas (Plt) Ketua PAC PDI Perjuangan Gondang. Jabatan strategis partai politik di tingkat kecamatan.
Namun, bukannya tunduk ke partainya, PDI Perjuangan, justru ia dengan sangat terbuka memberikan dukungan ke Ikbar. Bukan ke Pungkasiadi yang kini tengah berjibaku mendapat rekom moncong putih.
Sikap tak lagi searah dengan PDI Perjuangan itu terlihat saat Bapaslon Ikbar mendatangi lingkungannya di Desa Kebuntunggul, Kecamatan Gondang, Jumat (26/6). Seratusan massa dari berbagai kalangan hadir dan nampak Ngatimun di lokasi. Dalam pertemuan itu, Ikfina maupun Gus Barra meminta dukungan warga untuk pencalonannya di pilkada nanti.
Pembangkangan pengurus PAC PDI Perjuangan di Kabupaten Mojokerto tak hanya dilakukan pria yang kini tengah fokus di dunia pengacara ini saja. ’’Sejumlah pengurus PAC dari desa lain seperti Kalikatir, Kecamatan Gondang, juga melakukan hal serupa,’’ klaim Ketua Tim Pemenangan Ikbar, Agus Basuki.
Ia mengatakan, selama seharian, tim Ikbar telah merampungkan agenda berkunjung ke enam lokasi. Yakni, Desa Gumeng, Desa Pugeran, Desa Pohjejer, Desa Kalikatir, Desa Bening, dan Desa Kebuntunggul, Kecamatan Gondang. Selama perjalanan, sekitar 15 kader PDI Perjuangan melakukan pengawalan,’’ beber dia.
Dari enam lokasi itu, semuanya dimotori oleh kader PDI Perjuangan. ’’Bahkan, kita difasilitasi untuk menggunakan rumah kader dan pengurus PDIP,’’ jelas Basuki.
Mantan anggota DPRD Kabupaten Mojokerto ini menceritakan, langkah Ikbar turun ke masyarakat tak pernah dihentikan. Tak hanya menyasar emak-emak. Namun, kalangan tak mampu pun turut diperhatikan.
Selama turun ke masyarakat, Ikbar selalu rutin memberikan bantuan sembako dan kebutuhan lainnya ke masyarakat tidak mampu. ’’Kami terus melakukan aksi-aksi itu. Dan tidak pernah kami hentikan,’’ pungkasnya.
Sementara itu, Ngatimun Al Munandar yang dikonfirmasi Jawa Pos Radar Mojokerto tadi malam, menegaskan, hingga saat ini ia masih sangat patuh dan tunduk terhadap PDI Perjuangan. ’’Yang paling penting, sampai sekarang, rekom PDI Perjuangan juga belum turun,’’ katanya.
Selain itu, kehadiran dirinya di acara kunjungan Ikbar, bukan difasilitasinya. Ngatimun hadir karena tercatat sebagai mantan lurah dan tokoh di desanya. ’’Saya hadir karena undangan. Tidak memfasilitasi acara itu,’’ pungkas dia.
Perlu diketahui, kisruh di internal PDI Perjuangan mulai mencuat ke permukaan sejak Minggu (15/6) lalu. Saat itu, hampir 300 massa berkumpul di kampus Institut KH Abdul Chalim, di Jalan Tirtowening, Bendunganjati, Kecamatan Pacet.
Mereka dengan kompak menggunakan kaus merah berlogo PDI Perjuangan dan mendukung Ikbar di Pilkada 2020 nanti. Aksi ini pun berdampak luas. Sejumlah pentolan yang dikabarkan menjadi motor penggerak, dipanggil dan diperiksa oleh pengurus DPC PDI Perjuangan. Sayangnya, hingga saat ini, hasil pemeriksaan masih buram.