24.8 C
Mojokerto
Sunday, June 11, 2023

Bangun Sekolah dan Bentuk Klub Sepak Bola

SEMENTARA itu, keberadaan etnis Tionghoa di Mojokerto juga ditandai dengan dibangunnya lembaga pendidikan. Bahkan, juga sempat terbentuk klub sepak bola yang menjadi cikal bakal Persem Mojokerto.

Ayuhanafiq menuturkan, seiring bertambahnya jumlah etnis Tionghoa, di tahun 1907 komunitas warga Pecinan di Kota Mojokerto mendirikan lembaga pendidikan. Sekolah yang diberi nama Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) itu mengadopsi kurikulum dan sistem pengajaran yang diterapkan di negeri Tiongkok. ’’THHK menggunakan bahasa Mandarin, bahkan guru juga ada yang didatangkan dari China. Karena semua muridnya dari kalangan etnis Tionghoa,’’ ulasnya.

Di awal pendiriannya, THHK sempat mengalami masa keemasan. Namun, masalah muncul saat warga etnis Tionghoa mengusulkan lembaga pendidikan menyeragamkan sistem pembelajaran dengan sekolah reguler lainnya. Sebab, perbedaan kurikulum mengakibatkan peserta didik yang lulus tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Baca Juga :  Muhammadiyah Sebut Keputusan Polri Tolak Banding Ferdy Sambo Tepat dan Adil

Untuk mengakomodir permintaan tersebut, pemerintah kolonial kemudian membangun Holland Chineese School (HCS) di Jalan Bhayangkara, Kota Mojokerto. Tak berbeda dengan THHK, sekolah tersebutjuga dikhususkan bagi keturunan Tionghoa yang tinggal di kawasan Pecinan.

Perbedaan pandangan politik akhirnya membuat internal THHK pecah. Sekelompok etnis Tionghoa kemudian membentuk lembaga sosial yang dinamakan Chung Hua Tsing Nien Hui (CHTNH).

Yuhan mengatakan, CHTNH lalu berinisiatif membentuk klub bola. Bersama dengan klub lokal Modjopait Voetbalbond yang kesebelasannya beranggotakan putra daerah, CHTNH mendirikan klub Modjokerto Voetbal Bond (MVB). ’’MVB ini menjadi cikal bakalnya Persem Mojokerto,’’ pungkasnya. (ram/abi)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/