JUMAT pagi (25/1) cuaca di Kota Mojokerto sangat terik.Meski semalaman diguyur hujan lebat, sekejap kemudian mendung tebal datang dari arah utara. Perubahan ini begitu cepat menandakan anomali cuaca.Kondisi alam dapat berubah barang sebentar.
Dalam waktu bersamaan, sekelompok tim penyelamat sedang serius berlatih di Sungai Pulorejo atau di bawah Jembatan Rejoto. Mereka membawa tali, pelampung, sepatu, dan perahu karet.Dibawah jembatan menghubungkan Kelurahan Blooto dan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon ini, mereka nampak serius menyimak setiap instruksi yang disampaikan dari sang pelatih.
”Ini latihan misi penyelamatan.Kita harus serius saat berlatih,” tutur Ahmad Wahib, instruktur dayung. Peserta pelatihan datang dari berbagai elemen. Meliputi Taruna Siaga Bencana (Tagana),satpol PP, TNI dan Polri.
Mereka berlatih pengoperasian perahu maupun melatih mental dan fisik. Arus sungai yang deras seakan menjadi tantangan bagi peserta, agar semakin fokus dan serius. Setelah mengikuti arahan dan latihan di darat, satu per satu tim penyelamat menaiki perahu.
Tiga perahu menyusuri Sungai Pulorejo yang deras. Di sepanjang perjalanan mereka berlatih pengendalian arus, serta materi tentang tanggap kebencanaan. Latihan tersebut turut mengundang perhatian warga yang melintas di sekitar jembatan.
Saat perahu melintas di bawah jembatan, puluhan warga melihat latihan tim penyelamat. Mereka seolah mendapat hiburan dan tontotan yang berbeda.
Perahu lalu bersandar tak jauh dari jembatan. Di ujung sungai, di area pertemuan Sungai Pulorejo dan Sungai Brantas, tiga perahu telah bersandar dengan selamat. Dari situ materi latihan kemudian dipungkasi dengan melahap kembali latihan di daratan.