MOJOKERTO – Keresahan warga Dusun/Desa Menanggal, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, sudah dirasakan sejak tiga minggu terakhir.
Pasalnya, lubang yang relatif lebar di Jalan Gajah Mada sisi utara sering memakan korban. Bahkan korban berjatuhan terhitung hampir setiap hari. Terutama saat langit mulai gelap atau malam hari.
’’Untuk jangka seminggu ini sudah ada lima orang jatuh. Pakai motor semua. Yang paling parah ya semalam. Posisinya sampai babras mukanya,’’ kata Adrian Amandus Rumayom, warga setempat.
Dia menceritakan, Kamis (24/1) sekitar pukul 19.00, ada ibu-ibu pengendara roda dua melaju dari arah Polres Mojokerto. Mungkin, imbuhnya, saat itu ibu-ibu tersebut tidak mengetahui ada lubang besar di jalan.
’’Karena posisi jalan juga gelap, akhirnya pas lewat di jalan berlubang itu langsung jatuh ndlosor. Lalu ditolong warga sekitar,’’ jelasnya. Menurutnya, jalan berlubang ini sudah ada sekitar tiga mingguan.
Namun, hingga saat ini masih belum ada imbauan atau pun penyikapan dari pemerintah. Padahal, semakin hari semakin banyak korban. ’’Korban lumayan banyak. Mulai dari ban bocor, velg bengkong, sampai sepeda motor jatuh,’’ katanya.
Warga sekitar sebenarnya sudah berulang-ulang berupaya menutup lubang. Mulai dari menggunakan pasir-pasir lalu dimasukkan dalam sak, dengan batu bata atau juga dengan batako-batako sisa.
’’Tapi ya kalah. Lama-lama hilang. Apalagi ini musim hujan,’’ ujarnya. Kemudian warga memasang tong di sebelah jalan berlubang itu agar para pengendara tidak menjadi korban lubang tersebut.
Hal serupa diungkapkan oleh Anam, warga lain. ’’Kejadian motor jatuh itu rata-rata terjadi malam hari, apalagi saat hujan,’’ ujarnya. Anam mengungkapkan, warga sekitar semakin resah. Berharap jalan itu segera dibanahi. Apalagi, minim penerangan.
’’Ada lampu jalan tapi ketutup daun-daun dan ranting pohon pinggir jalan,’’ katanya. Menurutnya, memang kejadian pengendara jatuh akibat lubang itu hampir tiap hari ada.
Jangankan sepeda motor, ujar Anam, mobil pun bannya bisa kempes. Meski warga sering menguruk lubang itu, namun terkikis hujan. ’’Kemarin habis Magrib diuruk, pukul 21.00 sudah habis,’’ pungkasnya. (sad)