Mari nikah karepe bangun omah
Magrong-magrong pinggir embong
Wis bebojoan kelakuane gak genah
Milih pacaran karo arek brondong
PERNIKAHAN adalah hal yang suci. Jika sudah demikian, di antara pasangan tak boleh ada yang mendua atau mengkhianati cinta. Jika itu yang tejadi, bukan tidak mungkin keretakan bangunan rumah tangga tinggal menunggu waktu.
Seperti yang dialami keluarga Mukiyo (samaran) 33, warga asal Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto setelah resmi menikahi Tulkiyem (samaran) 31. Sejak awal pernikahan, kelurganya hampir tak pernah terjadi masalah apa pun.
Semuanya nampak bahagia. Mukiyo pun berharap, kerhamonisan itu bisa bertahan hingga akhir hayat. Namun, setelah pernikahan berumur tiga tahun, harapan tersebut pupus. Kesetiaan istrinya sirna. Ya, hal itu karena cinta sucinya dinodai Tulkiyem.
Istrinya memilih berpacaran secara diam-diam dengan pria idaman lain (PIL), yang usianya lebih mudah dari Mukiyo. ”Aku yo gak kenal karo pacare,’’ katanya. Entah hal apa yang salah pada diri Mukiyo. Pasalnya, kata Mukiyo, dia tidak pernah berbuat neko-neko dan selalu setia pada istrinya. ”Nek aku yo setia. Gak perna neko-neko karo bojoku,’’ terangnya.
Dari masalah itulah, hati Mukiyo dirindung kegalaun yang cukup berat. Dia bahkan memilih minggat dari rumahnya dan pulang ke rumah orang tua. Karena sang brondong hingga di hati istrinya. ”Yo kecewa ae,’’ ujarnya.
Karena semakin lama tak ada solusi untuk memulihkan keluarga kecilnya lagi, Mukiyo meminta izin kepada mertuanya dan mengakhiri pernikahan. Selanjutnya dia resmi mengajukan perceraian ke Pengadilan Agama (PA) Mojokerto. (ras)