TAK HANYA di Trowulan, candi peninggalan kejayaan Majapahit juga tersebar di banyak tempat. Termasuk di Pacet. Salah satunya adalah Candi Cungkup yang berada di lahan persawahan Dusun Kesiman, Desa Kesimantengah.
Bangunan candi setinggi sekitar 5 meter ini merupakan salah satu peninggalan Majapahit yang tercecer di kawasan Pacet. Nama Cungkup sendiri memiliki arti sebagai ujung bangunan suci. Sehingga bisa diasumsikan di bawah tanah masih terdapat bagian struktur candi yang terpendam.
Candi Cungkup relatif mudah dijangkau pengunjung. Karena hanya berjarak tempuh sekitar 10 menit dari Jalan Raya Pacet-Gondang. Atau berjarak sekitar kurang lebih 26 kilometer dari pusat Kota Mojokerto. Lokasinya pun bahkan sudah terdaftar di aplikasi peta populer. Sehingga, mudah ditemukan.
Lukman, salah satu pengunjung, mengatakan, ia bahkan sengaja mengajak beberapa teman di kalangan komunitas wisata Mojokerto untuk mengabadikan foto di kawasan Candi Cungkup. Hasil hunting foto tersebut kemudian dipajang di media social mereka. ’’Kami tertarik dan penasaran dengan pesona candi megah yang berada di tengah sawah,’’ kata Lukman.
Gabungan antara keindahan pesona wisata alam dan nilai sejarah di Desa Kesimantengah sudah terlihat sejak melewati gapura masuk desa hingga lokasi candi. Setelah melewati jalan desa, terdapat hamparan jalan setapak melewati jalan persawahan. Setelah itu, para pengunjung harus berjalan kaki melewati pematang sawah untuk memasuki area candi.
Lokasi candi sendiri terletak di lereng bukit. Dan dari ketinggian bukit tersebut terlihat jurang di mana berada anak sungai yang membelah hamparan persawahan yang dinamakan Kali Cungkup oleh masyarakat setempat.
Kepala Desa Kesimantengah Bangga Al Hakim menjelaskan, keberadaan candi ini merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi pengunjung ke Desa Kesimantengah. Selain menikmati keindahan pesona alamnya, pengunjung juga bisa menyaksikan salah satu karya megah dari kerajaan terbesar di Nusantara, yakni Kerajaan Majapahit.
Bangga pun sangat berharap ada perhatian lebih terhadap Candi Cungkup agar makin berkembang. Termasuk yang paling utama adalah dibangunnya akses jalan desa ke candi serta jalan masuk menuju candi. Karena selama ini pengunjung masih harus melewati pematang sawah milik warga.
’’Rata-rata pengunjung yang datang ke Candi Cungkup memang tertarik dengan jejak sejarah Majapahit tersebut. Selain tentu saja karena pesona alam persawahan desa ini. Kita berharap dengan perpaduan sejarah serta alam tersebut dapat lebih dioptimalkan untuk menggerakkan roda perekonomian bagi kesejahteraan warga serta menambah PAD desa dari sektor wisata desa,’’ tandas Bangga. (dwi/abi)