Sosok ayah merupakan panutan bagi Mokhammad Syahrir Rahmat Abidin, 22. Bukan karena kekurangan kasih sayang seorang ibu, namun pria yang akrab disapa Dito ini juga ingin lebih mengenalkan serta mengapresiasi sosok ayah yang kerap terabaikan. Tak heran, begitu bergelut di dunia usaha perkopian, Dito pun mengusung nama Doa Ayah Kopi.
BERJUALAN kopi dengan gerobak merupakan langkah awal Dito dalam menggeluti dunia perkopian. Namun, pandemi yang mendera, serta biaya sewa tempat yang terus meningkat, memaksa Dito menggeser usaha berjualan kopinya ke rumah sendiri di Perumahan Wikarsa, Desa Banjaragung, Kecamatan Puri.
Di kedainya ini, Dito menyajikan beragam menu kopi andalan. Semacam kopi bahagia, kopi lembur, serta kopi santai. Menu ini langsung menjadi favorit para pengunjung.
Kopi dengan olahan manual brew, serta minuman non coffee juga tersaji di sini sebagai pelengkap pilihan bagi penikmat kopi yang datang ke kedai Doa Ayah Kopi.
Yang menarik, Dito justru mempersilakan pengunjung untuk mengetahui resep kenikmatan sajian kopinya. Komposisi bahan akan dibuka gamblang bagi para pengunjung yang bertanya terkait ketiga menu kopi andalan miliknya.
Namun, tentu saja tak semua resep rahasia tersebut dia bagikan ke pengunjung. ”Tetap ada komposisi khusus yang menjadi ciri khas serta dirahasiakan,” katanya sembari tertawa.
Kini, seiring berjalannya waktu, Dito dapat lebih fokus dalam hal pengembangan usahanya. Dengan dibantu tiga karyawan, dia membuat inovasi yang terbaru. Yakni, terjun sebagai jasa katering minuman kopi dalam acara pernikahan, serta jasa pengiriman untuk kawasan Mojokerto. (dwi)
