Mendirikan sebuah usaha, tentu akan menghitung profit. Namun, warung ’’Soto Ayam Berkah’’ ini berbeda. Mereka tak mematok harga makanan dan minuman. Bahkan, tak memiliki kasir. Yang ada, hanya sebuah kotak amal di warung tersebut.
SORE itu, rumah makan di Jalan Jayanegara nomor 1, Kabupaten Mojokerto terlihat sangat ramai. Mereka duduk di bangku kayu yang tertata sangat rapi. Belasan orang itu sangat lahap menikmati soto ayam.
Setelah makanan tuntas, salah satu dari mereka mendekati sebuah kotak bertuliskan ’’Kotak Berkah. Bayarnya di sini, seikhlasnya’’. ’’Tidak gratis. Hanya saja, bayarnya seikhlasnya,’’ ungkap Dwi, salah satu pegawai di warung ini.
Perempuan yang tinggal di Clangap, Mlirip ini, menceritakan, warung yang baru berdiri sejak akhir pekan lalu, memang bukan dikonsep warung pada umumnya. Warung ini murni untuk kepentingan sosial.
Seluruh uang yang terkumpul di dalam kotak, akan disumbangkan ke orang yang membutuhkan. ’’Intinya, saling membantu sesama. Seluruh isi kotak, akan kami sumbangkan ke yang membutuhkan. Mulai yatim piatu hingga pesantren,’’ jelas dia.
Terkait dengan biaya operasional, terang Dwi, semua ditanggung oleh pemilik warung ini. Sayangnya, ia enggan menyebut identitas pemilik warung tersebut. ’’Yang punya tidak mau dipublikasi,’’ ungkap perempuan sembari tertawa.
Yang jelas, warung dengan konsep ’’seikhlasnya’’ ini, kali pertama berdiri. Dan, ia menyebut, warung serupa akan didirikan di sejumlah daerah. Di warung yang berseberangan dengan SMAN 1 Puri ini, memang tak kaya menu makanan dan minuman. Warung ini hanya menyediakan soto ayam dan dua jenis minuman saja. Yaitu, es teh dan air putih.
Hendra, salah satu pelayan di warung ini, menceritakan, setiap hari ia menyediakan 100 porsi soto. Semua orang bisa makan di tempat atau dibungkus dan dibawa pulang. ’’Kalau memang masih kurang dan persediaan masih ada, kita akan sajikan,’’ kata pemuda ini.
Warung ini buka tepat pukul 07.00. Ia dan seorang temannya, Indra, sudah tiba di warung ini sejak pukul 05.30. Ia mempersiapkan masakan dan minuman untuk para pelanggannya.
Ia tak pernah mengetahui berapa besaran uang yang dimasukkan pelanggan ke kotak berkah. Karena, kotak itu terbuat dari kayu dan tertutup sangat rapat. ’’Kotak ini akan dibuka setiap empat bulan sekali. Saya nggak tahu dapat berapa setiap hari,’’ ungkapnya.
Pelanggan di warung ini juga bermacam-macam. mulai dari kalangan buruh, ibu-ibu rumah tangga, hingga para pengamen. ’’Biasanya, pengamen-pengamen di depan itu, juga biasa makan di sini. Bahkan, sehari bisa sampai tiga kali,’’ jelas dia. (abi)