Jumat Legi wayahe tumpengan
Jajan pasar disanding apem
Wong urip bakale jejodohan
Sing penting pasangane marem
TIDAK semua pernikahan hasil perjodohan berakhir dengan manis. Seperti yang dialami Mukiyo (samaran) 28, warga asal Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto. Dia menceritakan, nasib keluarganya kini sudah dalam catatan perkara perceraian di Pengadilan Agama (PA) Mojokerto.
Setelah setahun lalu dia dipaksa menikah oleh orang tuanya dengan perempuan yang bukan pilihan hatinya sendiri. Namanya Tulkiyem (samaran) 26. Di mana saat itu dia belum mengenal betul dengan sosok perempuan tersebut.
Sehingga Mukiyo sempat menolak perjodohan itu. Namun, karena terus dipaksa orang tuanya Mukiyo pun tak kuasa. ”Yo sungkan karo wong tuoku, yo tak paksa nikah ae,’’ katanya. Namun, karena bukan cintanya, pasca pernikahan jalan rumah tangganya tak sebahagia yang dibayangkan. Semua garing. Seolah tidak ada komunikasi yang harmonis di antara keduanya.
Hinga akhirnya karena Mukiyo sudah merasa bosan hidup dengan perempuan yang tidak dicintainya, dia pun mengajak Tulkiyem untuk segera mengakhiri keluarganya. Meski begitu, Tulkiyem mengaku keberatan. Dengan alasan dirinya mulai mencintai dan menerima Mukiyo apa adanya.
”Tapi yo tetep tak paksa pisahan. Soale aku wis bosen,’’ tambahnya. Tidak hanya itu, lanjut Mukiyo, disamping Tulkiyem malu jika harus menjadi janda, dia takut orang tuanya jika harus bercerai.
Namun, kata Mukiyo, tetap saja tak ingin mempertahankan keluarganya. Hidup satu rumah dengan orang yang tidak dicintainya. Sampai akhirnya Mukiyo berinsiatif meminta restu kepada keluarganya untiuk menceraikan Tulkiyem.
Alasannya, selama ini dia tidak menemukan kebahagiaan. Orang tuanya pun merestui. Dari situ perceraian di antaranya keduanya terjadi. (ras)