KEMENTERIAN PUPR menyatakan telah menyelesaikan pembangunan tiga jembatan gantung untuk meningkatkan konektivitas antardesa di Jawa Timur. Yakni Jembatan Gantung Brungkah di Desa Karangrejo, Pacitan; Jembatan Gantung Kowel, Pamekasan; dan Jembatan Gantung Macanbang, Tulungagung.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jembatan gantung sebagai salah satu infrastruktur kerakyatan akan memperlancar mobilitas. Jembatan itu memangkas waktu tempuh antardesa yang sebelumnya harus memutar jauh karena terpisah kondisi geografis, seperti lereng, bukit, jurang, ataupun sungai.
”Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga,” kata Basuki seperti dilansir dari Antara, Rabu (15/6).
Dia menjelaskan, pembangunan ketiga jembatan tersebut dilaksanakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali sejak Agustus 2021. Pembangunan rampung pada Maret 2022 dengan anggaran tahun jamak Rp 9,9 miliar dalam satu paket kontrak pekerjaan.
”Jembatan gantung pertama yang diselesaikan adalah Jembatan Gantung Brungkah di Desa Karangrejo, Kabupaten Pacitan dengan panjang 84 meter. Manfaat jembatan gantung ini akan langsung dirasakan masyarakat setempat sebagai akses penghubung antar desa,” tutur Basuki Hadimuljono.
Jembatan gantung selanjutnya yang juga telah selesai, menurut dia, adalah Jembatan Kowel di Kabupaten Pamekasan dengan panjang 60 meter. Jembatan gantung itu akan menghubungkan Kelurahan Kowel menuju Kelurahan Gladak Anyar.
”Jembatan gantung ini sekaligus sebagai pengganti Jembatan Kowel yang rusak akibat diterjang banjir pada Januari 2021,” terang Basuki Hadimuljono.
Terakhir, lanjut dia, Jembatan Gantung Macanbang di Kabupaten Tulungagung dengan panjang 42 meter juga telah rampung pembangunannya. Jembatan gantung itu mempermudah akses jalan warga terutama yang bekerja sebagai petani untuk menuju ke area persawahan dan mempermudah akses jalan dari Desa Macanbang ke Desa Gondosuli.
Dia menembahkan, berdasarkan data Kementerian PUPR, tercatat sejak 2015 hingga 2021, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR telah membangun 409 unit jembatan gantung di seluruh Indonesia. Total panjang keseluruhan jembatan gantung mencapai 30.445 meter. Jembatan gantung tersebut dibangun dengan bentang terpendek 42 meter dan terpanjang 150 meter lebar 1,8 meter.
Menurut Menteri, Pada TA 2022 direncanakan dibangun sebanyak 73 unit jembatan gantung. Wilayah 1 yang meliputi Pulau Sumatera dan Kalimantan 27 unit, Wilayah 2 Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur 31 unit, dan Wilayah 3 Sulawesi hingga Papua 15 unit.
”Jembatan gantung merupakan salah satu wujud kebijakan Presiden Joko Widodo untuk membangun infrastruktur daerah perdesaan terutama yang sulit dijangkau sehingga lebih terbuka,” ujar Basuki Hadimuljono.
Dia menambahkan, jembatan gantung sangat dibutuhkan masyarakat karena kondisi geografi wilayah Indonesia yang memiliki banyak gunung, lembah, dan sungai. Secara fisik, kondisi itu kerap menjadi pemisah antara lokasi tempat tinggal penduduk dengan berbagai fasilitas pelayanan publik seperti sekolah, pasar, dan kantor pemerintahan. (*)