Kue dan jajanan tradisional yang kian terpinggirkan menjadi keprihatinan Ilmia Rakhma Susanti. Padahal, dengan pengolahan dan sajian yang tepat, kue tradisional tak akan kalah dengan jajanan modern atau kekinian.
Karena itu ia lebih memilih lebih mengembangkan kue dengan resep warisan leluhur ini. Semenjak tahun 2003 silam, ia mulai memberanikan diri merintis usaha kue tradisional.
DERETAN kue mungil dengan tampilan menarik berjejer rapi di etalase milik Ilmia Rahma Susanti. Dari sekian banyak kue dan jajanan tersebut, sebagian besar didominasi kudapan tradisional. Sebut saja getuk lindri, lemper, klepon, lapis dan lain sebagainya.
Hanya menyisakan segelintir tempat untuk kue modern, semacam tart, cake, pudding, dan roti. Semenjak 17 tahun silam, Santi, demikian wanita 41 tahun ini akrab disapa, memang fokus mengembangkan usaha kuliner kue dan jajanan.
Namun, secara spesifik, ia lebih memilih untuk mengembangkan kue tradisional. ”Kue tradisional makin lama makin terlupakan. Orang-orang lebih suka dengan roti dan cake modern,” katanya.
Santi beranggapan, dengan rasa yang enak dan tampilan menarik, kue tradisional tak akan lagi dianggap kuno atau sekadar disajikan bagi kalangan pedesaan, seperti anggapan pada umumnya.
”Kue tradisional sudah saatnya tampil beda dan bergaya. Anggapan kue tradisional itu jajanan kuno, harus kita ubah,” ujar Santi. Perlahan tapi pasti, dia pun mencoba mewujudkan.
Berbagai resep dan tampilan kue tradisional dicoba di dapurnya. Setelah menemukan format resep dan bentuk kue yang pas, pertengahan bulan September tahun 2003 lalu, dia memberanikan diri membuka Bilco Handmade.
Sebuah tempat penyaji makanan berkualitas, dengan bahan pilihan, sehat, dan memiliki bentuk kue yang indah untuk dinikmati. Setelah sekitar 17 tahun berlalu, harapan Santi menampakan hasil. Lewat Bilco, kue tradisional dikenal dengan tampilan serta rasa yang tak kalah dengan kue modern.
Dan kini Bilco menjadi salah satu tempat kue tradisional yang direkomendasikan banyak orang. Untuk memenuhi pesanan kue tradisional yang kian berjibun, Santi dibantu oleh 10 orang karyawan.
Sebagian besar dari karyawan ini berasal dari kalangan muda usia yang awalnya belum tentu paham akan bentuk dan macam kue tradisional. ”Kita juga ingin membagi ilmu dan pengetahuan pada kalangan muda,” ujarnya.
Santi memang juga dikenal tak segan membagi ilmu dan rahasia kesuksesannya. Di sela kesibukan, ia masih kerap menyempatkan diri menjadi narasumber di berbagai acara pembinaan UMKM, serta pelatihan semacamnya.
Di situ ia membagikan resep kue tradisional dengan rasa berkualitas, sehat dan indah. ”Saatnya kita angkat jajanan tradisional yang sehat, dengan bahan-bahan pilihan asli Indonesia,” tandasnya.