SEORANG pekerja mengolah biji kopi di dapur kopi rumahan di Dusun Brejel Kidul, Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
Kedai kopi modern yang berkembang pesat di pelosok pedesaan saat ini tak berpengaruh pada penjualan kopi rumahan.
Tumini, salah satu pelaku usaha warung kopi, mengatakan, kopi yang ia olah sendiri (nonpabrik) mempunyai segmentasi sendiri. Menghasilkan cita rasa kopi khas pedesaan. Ia menyangrainya menggunakan tungku dan berbahan bakar kayu.
Tak kalah dengan pelaku usaha modern. ’’Dalam sebulan, omzet penjualan kopi bisa mencapai Rp 7 hingga 8 juta. Itu sudah bersih di luar biaya produksi,’’ ungkap Tumini.
Tak kalah dengan pelaku usaha modern. ’’Dalam sebulan, omzet penjualan kopi bisa mencapai Rp 7 hingga 8 juta. Itu sudah bersih di luar biaya produksi,’’ ungkap Tumini.