MOJOKERTO – Upaya cabor atletik Kabupaten Mojokerto menambah lebih banyak sprinter baru lewat kejurkab yang berlangsung Januari lalu rupanya masih jauh dari harapan.
Pasalnya, Pengkab PASI Mojokerto hanya bisa menemukan tak kurang dari empat sprinter saja yang memiliki kualitas setara sprinter lawas. Keempatnya terpilih setelah berhasil meraih predikat juara di beberapa nomor dan kelas lari kejurkab.
Sehingga berhak masuk di skuad atletik puslatkab Porprov Jatim yang akan bergulir akhir Februari nanti. ’’Hanya empat yang kita nilai punya kecepatan dan catatan waktu selevel sprinter lama. Tapi, mereka harus menjalani tes fisik dulu sebelum masuk puslatkab,’’ tutur Bambang Risdianto, sekretaris sekaligus pelatih Pengkab PASI Mojokerto.
PASI sendiri kini telah menyetorkan 15 nama sprinter yang bakal menjalani puslatkab. Mereka terdiri dari 11 atlet lama dan empat atlet baru. Dari 15 nama itu, delapan di antaranya adalah sprinter putra, sementara sisanya sprinter putri.
Mereka akan turun di semua jenis nomor dan kelas yang dilombakan di ajang empat tahunan itu. Mulai dari lari jarak dekat, jarak menengah, jarak jauh, hingga estafet. Serta lompat tinggi, lompat jauh, lempar lembing hingga tolak peluru.
Namun, dari sekian nomor, proses training center (TC) nanti akan lebih banyak difokuskan pada nomor lari jarak menengah, estafet dan lompat tinggi. Khususnya di kategori putri yang dinilai memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Konsentrasi itu bukan tanpa alasan. Di mana, peluang merebut medali cukup terbuka lebar berdasarkan peta persaingan yang dikantongi PASI. Sehingga mereka layak mendapat perhatian khusus. ’’Nomor lain juga punya persaingan dan kompetitif.
Cuman memang khusus lompat tinggi dan estafet punya peluang lebih besar. Kita kan juga melihat peluangnya dulu, kita melihatnya ya dari persaingan para atlet yang masuk di SMANOR,’’ tambahnya. Untuk jadwal TC, Bambang belum bisa memberikan kepastian.
Sebab, fasilitas atau sarana dan prasarana belum tersedia efektif di pekan ini. Termasuk lintasan lari yang baru dibangun di kompleks Stadion Gajah Mada Mojosari. Di mana, tepat di atas lintasan saat ini tengah berdiri tenda besar yang digunakan untuk pameran atau pekan raya.
Sehingga butuh waktu dan penantian bagi atlet untuk siap melakoni latihan dengan fasilitas yang representatif. ’’Makanya itu, masak kita harus pindah lokasi latihan ke daerah lain gara-gara lintasannya dipakai untuk kegiatan nonolahraga,’’ pungkasnya.