Mengembangkan bisnis hingga mendapat capaian tinggi saat pandemi, terbilang prestasi prestise. Begitu pula dialami Danny Budiman, founder Jungle Cafe. Tujuh cabang kafe justru terlahir saat pandemi. Omzetnya tembus miliaran rupiah.
Meski begitu, pencapaian itu dianggap Danny belum mencapai puncak. ’’Karena saya selalu menganggap sekarang masih menuju puncak,’’ kata dia kepada Jawa Pos Radar Mojokerto di Grand Whiz Hotel Trawas, pekan ini.
Anggapan itu, sebut dia, adalah mindset yang diletakkan dalam kesadarannya. Pria asal Kediri ini menceritakan, mindset ’’masih berjalan menuju puncak’’ amat berguna dalam mengembangkan bisnis. Dia sendiri menjabat General Manajer Grand Whiz Hotel Area Jawa Timur. Membawahi sejumlah hotel grup Intiland seperti di Surabaya, Bromo, Mojokerto, hingga Kediri. ’’Saat pandemi, hotel hampir kolaps. Oleh owner, saya diberi pilihan sulit. Tutup atau buka tapi risiko rugi tinggi,’’ tutur dia.
Pilihan tetap mengoperasionalkan hotel akhirnya diambil. Pertimbangannya, agar karyawan tetap berpenghasilan. ’’Pendekatan saya humanity. Saya kumpulkan semua. Saya ajak bicara. Ayo, kita buka kafe. Kerja bareng supaya keluarga bisa kita hidupi,’’ cerita Danny serius.
Kafe dibuka di area hotel yang tengah zero occupancy (nihil kunjungan). Seperti di Grand Whiz Hotel Trawas, Jungle Cafe resmi beroperasi Februari tahun 2021. Bulan pertama, omzet Rp 3 juta. ’’Sekarang Jungle Cafe berkembang ada tujuh cabang. Selalu ramai. Omsetnya tinggi. Tapi mindset saya masih tetap. Ibarat naik gunung, kita masih berjalan menuju puncak,’’ tutur pria 36 tahun ini.
Capaian sukses Jungle Cafe itu membuatnya dilirik banyak orang. Tujuannya, menanamkan modal untuk membuat usaha serupa. Tapi, tak semua diiyakan. Mengingat, kian kemari, tantangan dan persaingan bisnis kafe kian ketat. ’’Akhirnya saya berpikir bagaimana agar Trawas ini seperti Kota Wisata Batu. Jadi apa yang dibuka atau dijual, pasti laku. Saya ingin Trawas juga demikian,’’ inginnya.
Konsep lebih besar digodok. Tapi, masih tetap seputar kafe. Modalnya, kemolekan alam Trawas. Danny pun mencetuskan ide, ’’Trawas, Destinasi 1.001 kafe’’. ’’Ide itu saya bawa ke kepala daerah, pengusaha, hingga ke kapolres,’’ tandas Danny.
Kini, sejumlah kafe baru coba digagasnya. Tentunya berbeda dengan Jungle Cafe yang menawarkan panorama lanskap Gunung Penanggungan. ’’Sehati Cafe, contohnya. Kita sesuaikan tempat dengan temanya. Tapi, tetap dengan mindset: masih menuju puncak,’’ pungkas Danny. (fen/ron)