DUNIA fashion memang punya trennya sendiri. Belakangan, barang bekas dengan merek terkenal lagi naik daun. Pemburunya datang dari mereka yang ingin tampil bergaya, namun terkendala biaya.
Hal ini pula yang menjadi dasar bagi Galih Budi Prakoso, 27, pemuda asal Kelurahan Randegan, Kecamatan Magersari, rajin berburu pakaian bekas. Dia mulai gemar berburu pakaian bekas setelah sering diajak temannya. Karena terbiasa, dia akhirnya ikut ketertarikan terhadap jaket-jaket second-an. ’’Iseng-iseng saja. Karena ada yang bagus ikut beli,’’ ujar Galih.
Dari yang awalnya iseng, kini dia sudah mengoleksi baju belasan baju bekas yang dibelinya dari hasil thrifting. Baik dari toko-toko online, lapak, maupun event thrifting yang kerap digelah oleh perkumpulan pelaku bisnis pakaian bekas di Mojokerto. ’’Paling banyak jaket-jaket gunung itu yang saya beli,’’ ujar dia.
Tak hanya jaket, Galih juga terus mengikuti model pakaian yang sedang ngetren. Seperti sekarang yakni baju-baju bekas dengan merek berkelas. Selain untuk aktualisasi diri, menurutnya, pakai produkan brand terkenal harganya juga lebih terjangkau. Sehingga tidak heran, maraknya thrift store saat ini menjadi solusi baginya untuk tetap bisa mengikuti zaman. ’’Kenapa suka nge-thrift? Alasannya karena ingin tampil branded, tapi gak nutut bondone,’’ ungkapnya. (adi/fen)