MOJOKERTO – Belum berlakunya sanksi larangan bermain bagi PS Mojokerto Putra (PSMP) bukan berarti melegakan hati pengurus. Terutama soal persiapan menghadapi putaran 32 besar Piala Indonesia yang bakal dijalani 22 Januari nanti.
Pasalnya, skuad The Lasmojo saat ini telah dibubarkan usai gagal lolos dari babak 8 besar Liga 2 musim 2018 lalu. Sehingga cukup mengancam permainan PS Mojokerto Putra saat melawan Borneo FC di 32 besar Piala Indonesia nanti.
Ya, usai terhenti di babak 8 besar November 2018 lalu, secara tidak langsung skuad Laskar Majapahit telah dinyatakan bubar oleh manajemen. Hanya saja, tidak semua aktivitas tim berhenti total. Masih ada beberapa kewajiban yang dilakoni sejumlah pemain.
Salah satunya menjalani pertandingan melawan Semeru FC di babak 64 besar Piala Iindonesia Desember kemarin. Hingga akhirnya The Lasmojo dinyatakan lolos setelah berhasil menumbangkan The Lava, dengan skor 2-0.
Akan tetapi, situasi tersebut untuk saat ini rupanya sudah tidak berlaku lagi. Pasalnya, kontrak kerja sama antara pemain dengan manajemen secara resmi telah berhenti sejak Desember. Atau secara otomatis pemain yang terdaftar di musim 2018 lalu, kini sudah bukan lagi bagian dari skuad tim.
Sehingga PSMP saat ini tidak memiliki satu pun penggawa resmi. Baik pemain maupun pelatih. Kondisi ini yang menjadi pertanyaan tersendiri akan nasib PSMP di laga melawan saat melawan Borneo FC. Baik saat laga home maupun away.
Presiden Klub Firman Efendi mengaku belum terlalu memikirkan. Sampai saat ini, pengurus masih fokus dalam memperjuangkan status banding mereka yang belum mendapat tanggapan dari Komite Banding (Komding).
Banding tersebut menjadi satu-satunya harapan mereka untuk bisa menganulir sanksi. Sehingga PSMP masih bisa eksis dalam persepakbolaan Indonesia di musim 2019 nanti. ’’Kita masih berharap ada tanggapan dari komding soal sanksi,’’ ungkapnya.
Kendati demikian, bukan berarti Firman melepaskan begitu saja pertandingan di babak 32 besar nanti. Dia tetap akan menurunkan tim guna menghadapi pasukan Pesut Etam. Di mana, komposisi tim kemungkinan hanya akan diisi penggawa lama yang memiliki kedekatan domisili dengan tim yang bermarkas di Stadion Gajah Mada Mojosari tersebut.
Sehingga persiapan tim masih bisa berjalan sesuai instruksi Jamal Yastro kembali ditunjuk sebagai pelatih sementara PSMP. ’’Ya mungkin komposisinya sama ketika PSMP melawan Semeru FC kemarin. Kita hanya menurunkan pemain yang rumahnya di Mojokerto dan sekitarnya. Pak Jamal juga masih bisa melatih meskipun hanya sementara saja,’’ tambahnya.
Meski begitu, rencana tersebut belum sepenuhnya direalisasikan pengurus. Sebab, masih masih harus mempertimbangkan status dan nasib pemain yang dipanggil ketika harus membela PS Mojokerto Putra di Piala Indonesia.
Hal ini lantaran beberapa pemain mulai menjalin komunikasi dengan tim lain demi masa depan dan karir mereka. Setelah PSMP disanksi larangan bermain di Liga 2 musim 2019. ’’Tergantung kesanggupan dari pemainnya juga. Karena gaji dan nasib mereka ke depan juga harus kita pikirkan pasca kontrak habis,’’ pungkasnya.