Sebagai ibu rumah tangga tak lantas membuat Iis Ratnawati sekadar disibukkan mengurus rumah dan keluarga. Warga Perum Indraprasta Blok B2 Nomor 49, Desa Mlaten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto ini memanfaatkan waktu luang dengan menciptakan karya. Yakni, membuat kerajinana bunga berbahan sabun.
SIANG itu, saat koran ini berkunjung ke rumahnya semerbak harum menyebar seisi ruang tamu. Bukan karena parfum ruangan. Bau harum itu tak lain adalah bersumber dari hasil kerajinannya berbahan baku sabun. Ya, sabun yang banyak orang dimanfaatkan untuk mandi itu ternyata disulap menjadi sebuah produk kerajinan luar biasa. Karya-karyanya itu juga memiliki nilai ekonomis tinggi. ’’Peluang bisnis ini juga cukup menjanjikan,’’ kata ibu empat anak itu.
Dari pengamatan di lokasi, sejumlah bunga sabu produk hasil kerajinan tangannya ini tertata rapi di setiap sudut rumahnya. Bunga sabun tersebut juga nampak memberikan keindahan tersendiri bagi interior rumah. Ada yang ditaruh di atas meja layaknya vas bunga. Ada juga yang ditaruh berjajar di dinding sebagai penghias rumah. ’’Selain sebagai penghias, ini juga bisa sebagai pengharum ruangan. Jenisnya ada mawar, tulip, sakura, lili dan lainnya,’’ tuturnya.
Dia menceritakan, pembuatan kerajinan ini awalnya iseng-iseng saja. Selain karena sejak kecil sudah suka bunga, di sisi lain, kerajinan bungan berbahan baku sabun di Mojokerto juga masih jarang ditemui. Bahkan, belum ada. Mulanya dia pun juga belajar secara otodidak. Yakni, dengan memanfaatkan tutorial tayangan di YouTube. ’’Saya sendiri juga tidak pede dengan karya saya. Tapi, ternyata setelah saya posting di facebook (FB) dan grup WhatsApp (WA) banyak yang suka dan pesan,’’ terangnya.
Bahkan, diakuinya karya bunga sabun pertama bikinan dibeli salah stau dosen di Mojokerto dengan harga Rp100 ribu untuk sembilan tangkai bunga mawar mekar. Alhasil kondisi itu menjadi sebuah dorongan dan motiviasi tersendiri baginya. Alhasil, berjalannya waktu, sejumlah karyanya pun berhasil dipasarkan di sejumlah daerah. Tidak hanya lingkup Jawa Timur (Jatim) saja, melainkan sudah tembus luar provinsi. Seperti Tegal, Semarang, Medan, hingga Sumatera Utara.
Kendati begitu, sejauh ini dia membatasi pesanan. Selain karena keterbatasan tenaga dan terkendala pengiriman, bunga sabun tersebut rawan pecah. Sehingga saat ada pesanan dari luar pulau, ia memilih untuk membatalkan demi menjaga kualitas bunga sabun. Pernah ia menolak pesanan dari konsumen asal Medan, Sumatera Utara. ’’Artinya, kualitas sampai dipegang pemesan benar-benar saya jaga, biar tidak kecewa,’’ tuturnya.
Harganya yang dibanderolnya pun relatif. Menyesuaikan besar kecilnya, serta jenis bunga yang dipesan. Yakni, dibanderol mulai Rp 50 ribu sampai Rp 250 ribu. ’’Tergantung banyak bunganya,’’ tuturnya. Iis menuturkan, rangkaian bunga mawar seharga Rp 250 ribu karena pot dari keramik dengan 13 tangkai bunga mawar mekar dan kuncup.
Menurutnya, pot juga memengaruhi harga jual. Untuk menyiasati pot dengan harga mahal, ia juga memanfaatkan kemasan plastik. Yakni, dengan mendaur ulang. ’’Biasanya habis beli salad buah, saya bersihkan untuk dibuat pot,’’ tuturnya. Kata dia, untuk mendapatkan hasil karyanya, konsumen bisa memesan dengan waktu minimal satu minggu lantaran kerajinan tangan yang ditekuninya itu tergolong tidak bisa dikerjakan dengan tergesa-gesa.
Selain itu, Iis mengaku harus membagi waktu ditambah ia masih memiliki anak yang masih berusia tiga tahun. Sehingga untuk menjaga kualitas, ia tak mau mengecewakan konsumen. ’’Jadi, butuh imajinasi dan mood yang bagus. Karena pernah saya paksakan membuat saat kondisi tidak mood. Ternyata tidak jadi,’’ terangnya.
Sampai saat ini, peluang bisnis ini memang cukup menjanjikan. Terbukti, meski masih baru, sekarang setiap minggunya dia masih mampu membuat lima rangkaian bunga. Itupun dikerjakan saat ada waktu luang di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan pengacara. ’’Sebenarnya empat jam saja sudah bisa jadi satu rangkaian, tapi saya harus bagi waktu,’’ katanya. Kata dia, semua jenis sabun bisa digunakan. Prosesnya pun cukup simpel.
Terlebih dulu bahan baku sabun diparut menjadi serbu dicampur air dan lem. Dengan rincian, satu sabun dicampur satu sendok lem dan satu sendok tepung maizena satu sendok. Setelah menjadi adonan dan dibentuk dengan tangan. ’’Tidak ada cetakan khusus semua dilakukan secara manual,’’ tegasnya. Setelah menjadi bunga, dilanjutkan dengan proses penjemuran selama satu jam atau dibiarkan di ruangan terbuka. Jika butuh warna lain, seperti biru atau ungu Iis memakai pewarna makanan.
Untuk tangkai, ia gunakan tusuk sate yang dibalut dengan adonan sabun warna hijau atau cokelat mirip tangkai. Kemudian dirangkai sesuai keinginan untuk menjaga agar tetap bagus cukup dibersihkan dengan kuas atau dibungkus. ’’Satu sabun bisa jadi satu rangkaian bunga mawar mekar dengan kelopak tidak tumpuk sebanyak 12 tangkai,’’ pungkasnya.