Mungkin, kita bakal risih saat bangun tidur melihat seprai dan sarung bantal serta guling yang acak-acakan. Hal sederhana yang bakal merepotkan kita untuk menata ulang hingga rapi kembali. Namun, hal tersebut bisa diantisipasi dengan seprai handmade ala Spreiku. Dengan inovasinya, seprai bakal tetap rapi saat kita bangun tidur.
Inovasi ala Spreiku bisa dibilang sederhana. Hanya teknik jahitan yang membuat seprai lebih pas dengan ukuran kasur. Owner Spreiku Chairil Triprijandaka menjelaskan, pembeda antara seprai handmade satu ini dengan seprai pada umumnya adalah terletak pada pada jahitannya. Ia menambahkan jahitan layaknya pengunci antara seprai dengan kasur agar tidak mudah lepas. ’’Masuknya seprai di ujung kasur ini lebih ke dalam lagi dan dijahit. Terus baru dikasih karet. Sebenarnya gitu aja,’’ terangnya.
Chairil mesti mengukur detil setiap sudut kasur yang bakal dibuatkan seprainya. Mulai dari sudut bawah hingga sampingnya. Sehingga dia bisa mendapatkan ukuran yang seprai yang pas dengan kasurnya. ’’Karena sudah saya jahit diujungnya itu, justru tanpa karet pun tak masalah. Karena jahitan itu sudah kuat buat nahan,” ungkap pria 50 tahun itu.
Menurutnya, hal tersebut berbanding terbalik dengan seprai yang dijual pada umumnya. Sebab, produsen seprai lainnya tidak mempertimbangkan detil serupa. ’’Mereka cuma dikasih karet terus dimasukkan ke tepi kasur gitu aja. Kalau karetnya sudah ndak fungsi bagaimana? Otomatis spreinya longgar dan lepas kalau kita gerak di atas kasur,” imbuhnya.
Tak hanya seprai, UMKM asal Kelurahan/Kecamatan Magersari itu juga memproduksi sarung bantal dan guling. Tentu dengan inovasi sederhananya agar bantal dan guling tak mudah keluar dari sarungnya. ’’Bantal guling juga gitu, kita bikin kunciannya lebih dalam biar ndak gampang keluar,’’ bebernya. Otomatis, tatanan kasur kita bakal tampak rapi hingga terbangun dari tidur. Tak hanya untuk kasur spring bed, Spreiku bisa digunakan untuk kasur busa.
Chairil mengaku, ada satu kelemahan hasil karya tangannya itu. Yakni satu seprai tak bisa dipakai gantian dengan kasur lain. Sebab, setiap kasur punya ukuran yang berbeda-beda. ’’Karena sesuai ukuran kasur itu, jadi gak bisa dipakai buat tempat tidur lainnya. Mayoritas beda merek kasur ukurannya juga beda walaupun selisih beberapa centimeter saja,’’ jelasnya.
Lantaran handmade, produksi Spreiku masih terbatas. Penjulannya masih konvensional dan by order. Dikatakannya, bisnis yang mulai dirintis lima bulan terakhir ini masih melayani lingkungan terdekat Chairil sendiri. Spreiku pun dibanderol dengan harga mulai Rp 160 ribu hingga Rp 315 ribu. ’’Untuk harga, kita sesuaikan dengan bahan dan ukuran. Kita punya beberapa bahan, mulai dari katun lokal sampai katun jepang. Dalam waktu dekat kita juga merambah ke marketplace untuk jual seprai berukuran spesifik,’’ tandasnya. (vad/fen)