Tuku terompet gawe tahun baruan
Disebul wong loro karo pacaran
Duwe bojo kok kurang perhatian
Mending mulih timbang bebojoan
UANG bukan segala-galanya. Tapi, segalanya butuh uang. Begitulah kata banyak orang. Mirip dengan kisah hidup Tulkiyem (samaran), 23, warga asal Kabupaten Mojosari, Kecamatan Mojokerto.
Ya, hal itu karena dia telah ditelantarkan suaminya, Mukiyo (samaran), 25. Tulkiyem bercerita, sebelum menikah, dia mengira Mukiyo bakal menjadi sosok suami yang baik dan bertanggung jawab.
Namun, setelah menikah semuanya tak seperti yang diduga. Kini, Tulkiyem merasakan kepedihan mendalam setelah ditelantarkan alias tidak diberikan nafkah. ”Iyo, saiki wes gak dikasih duwek blas. Alasane aku gak paham,’’ katanya.
Di awal pernikahan semua memang nampak baik-baik saja. Tulkiyem selalu mendapat perhatian dan kasih sayang Mukiyo. Namun, setelah pernikahan menginjak usia delapan bulan semuanya berubah. Tak ada perhatian lagi.
Jangankan perhatian, kata Tulkiyem, kini dia tidak pernah diberi nafkah. Dari masalah itulah sekarang keluarganya bak kapal hampir pecah. ”Yo mesti, opo-opo iku butuh duweklah. Gak paham karo bojoku, bojo macem opo iku,’’ tambahnya.
Karena merasa ditelantarkan, Tulkiyem sempat mengadu kepada mertuanya hingga menangis. Dari situ, sang mertua memanggil dan memarahi Mukiyo. Namun, hal itu tidak membuat Mukiyo berubah lebih baik. Bahkan, dia semakin acuh kepada Tulkiyem.
Hingga akhirnya arena merasa tidak ada yang bisa dipertahankan lagi, dia memilih berpisah dan menggugat cerai Mukiyo ke Pengadilan Agama (PA) Mojokerto. ”Lha piye, aku wes bosene,’’ tambahnya dengan nada kesal. (ras)