Kota Mojokerto Diharapkan Jadi Saksi Sejarah
KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elistianto Dardak resmi menutup Muhibah Budaya Jalur Rempah, Sabtu (2/7). Bertempat di Rumah Rakyat (Rumah Dinas Wali Kota Mojokerto) diharapkan akan menjadi saksi sejarah jalur rempah yang diajukan sebagai warisan budaya dunia Unesco.
Emil menyatakan rasa bangganya karena Jatim menjadi tuan rumah penutupan Muhibah Jalur Rempah yang telah menuntaskan napak tilas rempah nusantara melalui jalur maritim mulai 1 Juni-2 Juli 2022. Lebih spesial lagi, penutupan berlangsung di Kota Mojokerto yang merupakan Bumi Majapahit.
“Ini adalah satu momen yang luar biasa, Insya Allah jadi momen bersejarah di dalam ikhtiar bangsa kita untuk memperjuangkan jalur rempah senagai intangible heritage (warisan budaya tak benda) di Unesco. Semoga langkah pada malam hari ini di Rumah Rakyat Kota Mojokerto akan menjadi saksi sejarah yang mudah-mudahan bisa menjadi kebanggaan bangsa kita,” tuturnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menambahkan, dari zaman kerajaan Majapahit hingga saat ini, rempah masih menjadi komoditi perdagangan lintas global. Tak hanya itu, rempah juga menghubungkan garis-garis kekayaan di tanah air hingga melahirkan peradaban.
“Jejak rempah ini memperlihatkan interaksi budaya pada masa lampau yang masih hidup hingga hari ini. Saya berharap, agar anak-anak muda, khususnya di Kota Mojokerto dapat menggali produksi rempah sebagai pemantik pariwisata khas Indonesia,” paparnya.
Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Muhammad Adlin Sila mengungkapkan, kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah melibatkan Laskar Rempah dari 34 provinsi di Indonesia. Menurutnya, keberadaan jalur rempah nusantara jauh lebih tua dari jalur sutra.
Dan, jenis rempah-rempah tidak hanya terkait dengan makanan, tetapi juga ada rempah yang fungsinya untuk mengawetkan. “Jalur rempah ini akan kita usulkan pada Unesco untuk menjadi warisan budaya intangible,” tandasnya. (ram/fen)