22.8 C
Mojokerto
Sunday, May 28, 2023

Hutan Bambu Petung Seribu, Sensasi Mistis Berpadu Indahnya Alam

POHON bambu bagi sebagian masyarakat desa masih diidentikkan dengan suasana mistis. Demikian pula di Dusun Jibru, Desa Belik, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.

Namun, hal mistis tersebut seolah menawarkan sensasi tersendiri. Pasalnya, bersatu padu dengan suasana sejuk dan asri, serta keindahan pemandangan deretan pohon bambu yang tumbuh alami. Sangat menarik bagi pemburu foto eksotisnya alam.

Dengan demikian, belakangan ini tempat yang kebanyakan ditumbuhi varietas bambu jenis petung tersebut menjadi hits di berbagai media social (medsos). View yang masih sangat alami dan beda dari hutan bambu kebanyakan sangat memikat bagi para pemburu spot foto yang Instagramable.

Daya tarik utamanya adalah view indah deretan pohon bambu dengan suasana alami. Pesona alami sudah tampak sejak perjalanan masuk menuju lokasi. Selepas dari jalan desa, para pengunjung sudah disediakan jalan paving yang telah dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat demi menunjang akses menuju kawasan hutan bambu.

Namun, jika ingin mendapatkan lokasi yang lebih alami, para pengunjung disarankan sedikit mendaki naik dengan berjalan kaki. Di sepanjang jalan menuju lokasi, para pengunjung juga disuguhi pemandangan persawahan yang hijau dilengkapi dengan adanya tempat makan atau minum, serta kafe desa, guna melepas penat sembari menikmati suasana Trawas yang menyejukkan.

Baca Juga :  Ditagih Anggota, Harus Ganti Setoran, Terpaksa Jual Tanah

Ditambah lagi dengan suasana mistis, karena letaknya yang dekat dengan semacam punden yang oleh masyarakat sekitar sering digunakan untuk ngalap berkah. Masyarakat setempat menamakan punden ini dengan nama Mbah Mulyojoyo dan Siti Fatimah.

Menurut legenda masyarakat setempat, keduanya dipercaya sebagai pasangan suami istri (pasutri) yang merupakan sesepuh yang mengamankan desa ini dari gangguan siluman kuda. Lahan Hutan Bambu Petung Seribu di Desa Belik sendiri mempunyai ukuran luas mencapai 3,5 hektare.

Dan, hanya berjarak sekitar 4 kilometer (Km) dari pusat Kecamatan Trawas atau ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 menit. Bagi penhobi olahraga hiking atau cross country, kawasan ini juga dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari area salah satu hotel ternama di Trawas, yang lokasinya sangat berdekatan.

Dengan rute yang masih sangat alami dan ekstrem, tentu bakal memacu andrenaline. Namun, rute ini tidak disarankan bagi yang belum mengenal medan dengan baik. Kades Belik Morsidi mengatakan, daya tarik itu pula yang mendasari masyarakat sekitar dan sejumlah mahasiswa dari salah satu universitas di Sidoarjo untuk menginisiasi kawasan hutan bambu di Desa Belik tersebut menjadi kawasan ekowisata dengan nama Wisata Bambu Petung Seribu.

Tentunya, dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian, serta kehidupan masyarakat sekitar. Morsidi menambahkan, rencana pengembangan wisata desa ini sudah didesain sedemikian rupa. Di kawasan hutan bambu ini direncanakan akan dibuat berbagai spot foto menarik serta deretan gazebo untuk pengunjung bersantai sembari menikmati kesejukan serta indahnya alam.

Baca Juga :  Manajemen Persem Ajukan Diskon

Tak ketinggalan pula tempat kuliner serta kerajinan bambu khas desa ini. Namun sayangnya, pengembangan Hutan Bambu Petung Seribu menjadi objek wisata hingga saat ini masih terkendala anggaran dan fasilitas yang lebih memadai.

Meski banyak menjadi buruan para pemburu foto, hingga saat ini kawasan Hutan Bambu Petung Seribu memang belum di-eksplore secara luas. Para pengunjung masih bisa masuk kawasan ini tanpa perlu membayar tiket.

”Padahal suasana di sini sebenarnya sangat luar biasa dan alami. Namun, memang masih banyak yang harus dibenahi agar Hutan Bambu Petung Seribu bisa menjadi kawasan wisata andalan Desa Belik pada khususnya, serta kawasan Kecamatan Trawas pada umumnya,” imbuh Morsidi.

Pendapat Morsidi ini dibenarkan Siti, salah satu warga desa setempat yang membuka usaha kafe berkonsep ala suasana asli desa. Menurutnya, dengan adanya Wisata Hutan Bambu Petung Seribu sebagai kawasan ekowisata, bakal berdampak pada penambahan jumlah pengunjung di kafenya.

”Tentu akan membawa keuntungan bagi masyarakat sekitar yang kami pekerjakan juga,” tandasnya. (dwi)

 

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/