MENGGAPAI prestasi tertinggi adalah impian semua atlet, tak terkecuali mereka yang tergabung dalam cabor judo. Meski bukan olahraga favorit masyarakat, perkembangan judo di Mojokerto cukup membawa prestasi membanggakan hingga di event internasional.
Seperti yang ditorehkan Eka Alviana Santoso, di ajang internasional Wismoyo Cup, 20-22 Oktober lalu. Serius dalam berlatih adalah kata yang tepat untuk menggambarkan semangat ABG 18 tahun ini dalam mengejar cita-citanya.
Meski bukan lagi kategori atlet pemula, tak lantas menyurutkan niat remaja asli Desa Gebangmalang, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, ini untuk terus menempa diri demi menggapai impian sebagai judoka profesional.
Sejak menamatkan diri dari SMAN Olahraga (SMANOR) Sidoarjo Juni lalu, Eka Alviana Santoso memang tak memiliki aktivitas utama, selain hanya berlatih judo. Tempaan keras sejak lulus SMP membuatnya berat untuk meninggalkan sasana judo SMANOR sebagai pusat latihan judo se-Jawa Timur (Jatim).
Kerja keras Eka pun ternyata tak sia-sia. Kontingen judo Kabupaten Mojokerto di Porprov 2015 lalu itu kembali sukses merebut satu raihan medali perunggu di event internasinal paling bergengsi, Wismoyo Cup Internasional, pada 20-22 Oktober lalu di Jakarta.
Medali tersebut diraihnya saat berhasil mengalahkan judoka putri sesama Indonesia asal lampung saat turun di nomor -45 kg putri. Meski bukan raihan tertinggi, namun hasil tersebut cukup membawa posisinya sebagai salah satu judoka terbaik di Indonesia.
’’Sebenarnya di semifinal saya sudah kalah sama teman sesama Indonesia asal Bali. Tapi, bangkit lagi saat perebutan perunggu,’’ ungkapnya. Ya, posisi Eka memang bukanlah judoka utama, baik di level nasional bahkan di Jatim. Namanya masih kalah tenar dengan rekan sesamanya yang kini telah menghuni pelatnas Judo di Jakarta.
Bahkan, turunnya Eka di ajang internasional itu awalnya bukan atas rekomendasi Pengprov PJSI Jatim maupun pusat. Sebab, PJSI hanya mengirimkan lima judoka putri Indonesia dari DKI Jakarta, Bali, Lampung, Jatim dan Jawa Barat (Jabar). Khusus Jatim sendiri, slot atlet telah diisi Vania Oktavia, rekan Eka sesame atlet SMANOR.
Namun, beruntung bagi Eka, event internasional paling bergengsi setelah Asian Games tersebut bersamaan dengan seleksi pelatnas yang digelar PP PJSI. Sehingga, Vania mau tak mau harus absen di Wismoyo Cup. Kesempatan inilah yang tak disia-siakan Eka untuk mewakili Jatim di level internasional.
Hingga di lima pertandingan yang dijalani, Eka sukses nangkring di peringkat tiga. ’’Sebenarnya saat seleksi awal saya masuk atlet pilihan kedua. Tapi, teman saya ternyata milih ikut seleksi pelatnas, dari situ posisinya saya gantikan,’’ imbuh atlet kelahiran 11 April 1999 ini.
Lebih beruntung lagi, PP PJSI rupanya melirik atlet yang menggapai medali di Wismoyo Cup untuk turut serta mengikuti program pelatnas persiapan ajang Asian Games tahun depan. Sebagai tuan rumah, kontingen Indonesia memang punya kuota atlet lebih banyak ketimbang kontingen negera lainnya.
Untuk itu, besar harapan Eka turut serta turun membela Indonesia di kejuaraan bergengsi level Asia tersebut. ’’Saat ini masih menunggu kabar dari pusat untuk pelatnasnya. Katanya sih akan dipanggil,’’ pungkasnya.