24.8 C
Mojokerto
Sunday, June 11, 2023

Kota Terapkan Kurikulum 2013

MOJOKERTO RAYA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota Mojokerto bakal kembali menerapkan kurikulum 2013 (K-13) di tahun ajaran mendatang nanti. Hal itu setelah adanya penawaran opsi kurikulum dari Kemendikbud yang bisa dipilih sekolah untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto Amin Wachid mengatakan, semua sekolah bisa mengubah kurikulum darurat menjadi pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Hal itu bersamaan dengan dibukanya peluang pembelajaran tatap muka secara penuh berdasarkan keputusan SKB 4 Menteri tahun depan nanti.

”Ini sedang membahas persiapan untuk rencana pembelajaran tatap muka 100 persen bersama Ibu Wali Kota. Termasuk juga terkait kurikulum yang akan dipakai nantinya di semester genap mendatang,” ungkapnya, kemarin.

Baca Juga :  Pemkot Terima Bantuan 50 Ton Pupuk dari PT Petrokimia

Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto ini menuturkan, pengajuan untuk diterapkannya kembali kurikulum 2013 pada pembelajaran siswa bukan tanpa alasan. Pasalnya, selama ini kurikulum darurat dinilai tak efektif untuk memberikan pemahaman materi ke siswa.

Ini juga salah satu upaya pengembalian loss learning yang terjadi selama pandemi. ”Besok (hari ini) kita kumpulkan para kepala sekolah untuk koordinasi terkait pelaksanaannya. Kita harap kurikulum 2013 ini bisa kembali diterapkan jadi bisa mengejar ketinggalan materi pembelajaran selama ini,” sebut dia.

Sementara itu, di Kabupaten Mojokerto, penawaran opsi kurikulum ini masih disosialisasikan ke semua lembaga satuan pendidikan. Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto Mujiati mengatakan, ada tiga opsi kurikulum yang ditawarkan oleh Kemendikbud. Mulai penerapan kurikulum darurat, kurikulum 2013, dan kurikulum prototipe khusus sekolah penggerak.

Baca Juga :  Beli Nasi Pakai Uang Pecahan Rp 75 Ribu, Emak-emak Heran Kok Ditolak

Pemilihan kurikulum ini bakal diserahkan ke masing-masing sekolah. ”Sekolah boleh memilih, tidak diwajibkan semua serentak menggunakan satu kurikulum. Namun, khusus untuk yang prototipe sepertinya tidak bisa dilakukan karena itu untuk sekolah penggerak saja,” ulasnya.

Kendati dibebaskan memilih, namun penerapannya tidak bisa dilakukan pada semester genap nanti. Pasalnya, pelaksanaan kurikulum tahun depan nanti tetap harus sama dengan kurikulum pembelajaran semester ganjil. ”Harus genap dituntaskan dua semester dulu, baru nanti bisa diterapkan pada Juli 2022 nanti dan bakal kita bahas lebih lanjut,” tandasnya. (oce/ron)

 

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/