Dikeluhkan Pedagang, Diskopukmperindag Targetkan Renovasi
KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pembangunan Pasar Hewan Sekarputih, Kecamatan Magersari, yang baru beroperasi menyisahkan masalah bagi para pedagang ayam. Sebab, pasar yang menelan APBD 2022 Rp 2,4 miliar ini tak dilengkapi saluran pembuangan limbah air di masing-masing kiosnya. Akibatnya, pasar yang baru ditempati sehari ini kondisinya becek.
Pantauan di lokasi, gedangan air bekas pencucian ayam menggenang diantara los kios. ’’Tidak tahu pembangunannya ini kok tidak ada saluran airnya,’’ ungkap Atik, salah seorang pedagang. ’’Jadinya kan menggenang, becek gini,’’ tambahnya.
Bangunan kokoh yang baru dioperasikan Kamis (30/3) dinilai terkesan asal-asalan lantaran idak sesuai dengan kebutuhan pedagang. Khususnya para pedagang ayam yang dilengkapi selep yang berjumlah 13 pedagang. Proyek senilai Rp 2,4 miliar ini tak dilengkapi dengan saluran limbah air dari olahan pemongan ayam yang memadai. Tak urung kondisi itu dikeluhkan para pedagang. ’’Kalau nyelep kan memang membutuhkan air banyak, karena dalam prosesnya terus kita guyur air,’’ tegasnya.
Alhasil, karena tak ada saluran pembuangan limbah air yang memadai membuat air mengalir ke jalan di antara los kios pedagang. Tak sekedar itu, kemiringan lantai yang tak sesuai membuat air juga menggenang di tengah layaknya mangkuk. Sehingga, untuk menghindari pasar becek dan kumuh, para pedagang harus membuat saluran secara mandiri. Memakai peralatan pribadi, mereka melakukan pembongkaran di tiap lapaknya masing-masing. ’’Kalau tidak dibuat saluran air limbah, ya bakal terus ngecembong airnya, jadinya kumuh,’’ tegasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Nur Salim, pedagang lain. Dia mengaku, terpaksa harus membuat saluran air secara mandiri karena lapak yang disediakan pemerintah sistem pembuangan airnya buruk. Kondisi itu diperparah tingkat kemiringan lantai kios di tempat pemotongan ayam juga tak sesuai harapan pedagang. ’’Lantai yang bagian depan malah lebih rendah, jadi itu yang membuat air malah menggenangi lorong di antara kios ini,’’ katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag), Kota Mojokerto Ani Wijaya mengatakan, kondisi pasar ini bakal disampaikan ke Dinas PUPRPRKP selaku OPD yang membangun. Meski selama ini dilakukan koordinasi dengan UPT pasar, proses perencanaan hingga pembangunan semuanya ada di dinas PUPRPRKP. ’’Nanti saya sampaikan ke PU biar dicek pemborongnya, kan masih ada pemeliharaan,’’ ungkapnya.
Menurutnya, karena tahun ini ada renovasi lagi, pihaknya juga meminta tambahan salurkan di pinggir kanan kiri lorong yang nantinya bakal langsung dihubungkan ke IPAL. (ori/fen)