KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Angin kencang dan pohon tumbang yang melanda dua desa di Kecamatan Trowulan dan Jetis menambah daftar kejadian bencana hidrometeorologi di Kabupaten Mojokerto. Namun, hal itu tak membuat Pemkab Mojokerto untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana yang berakhir hari ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto Yo’ie Afrida Soesetyo Djati memastikan masa tanggap darurat tetap mengacu Surat Keputusan (SK) Bupati Mojokerto Nomor 188.45/51/HK/416-012/2023 yang berakhir 31 Maret ini. Sebab, berdasarkan prakiraan cuaca yang diperoleh dari BMKG, wilayah Kabupaten Mojokerto seminggu ke depan potensi hujan sudah mulai mereda. ”Sehingga tidak layak untuk diperpanjang,” tandasnya, kemarin.
Dari data yang diterimanya, kondisi cuaca di 18 wilayah kecamatan di Kabupaten Mojokerto telah terpetakan hijau dan kuning. Artinya, kondisi cuaca cenderung berawan dan hujan ringan sampai sedang mulai 1-7 April mendatang.
Dengan berakhirnya masa tanggap darurat, maka penanganan kejadian darurat sudah tidak bisa lagi ditanggung menggunakan dana belanja tak terduga (BTT). Namun, Yo’ie menyebut BPBD masih mengalokasikan anggaran untuk kebencanaan yang sudah diplot di APBD 2023. ”Sehingga ke depan kita tidak lagi menggunakan BTT, tapi menggunakan anggaran yang ada sesuai hasil asesmen,” tandasnya.
Selama masa tanggap darurat, terdapat dua OPD yang mengajukan BTT. Di antaranya BPBD Kabupaten Mojokerto yang mengusulkan penangananan kedaruratan berupa pengadaan bronjong. Masing-masing ditujukan Desa Selotapak, Desa Begaganlimo, dan Desa Pungging dengan alokasi sekitar Rp 170,8 juta.
Usulan BTT juga diajukan Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto untuk penanganan kedaruratan sawah terdampak bencana. Setidaknya, disperta mengajukan anggaran kurang lebih Rp 250 juta untuk pengadaan pupuk guna memulihkan kembali lahan pertanian 39 hektare yang puso akibat diterjang banjir. Sedangkan penggantian bibit diajukan melalui pemerintah pusat.
Dari informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Mojokerto, 24 kejadian bencana terjadi selama masa tanggap darurat. Sebanyak 16 di antaranya terjadi pada bulan Februari. Ditambah 10 kejadian bencana hidrometeorologi sepanjang Maret. (ram/ron)