KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Keberadaan pelajar SMA asal Kota Mojokerto yang mengeluhkan sulitnya akses internet untuk pembelajaran jarak jauh bakal teratasi. Menyusul, telah adanya jaringan titik-titik hotspot internet gratis di area Kota Mojokerto.
Demikian dikemukakan Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo. Ia mengatakan, di area kota sudah terpasang sebanyak 90 titik hotspot berupa jaringan wifi yang dibiayai pemkot. Sehingga, penggunaan jaringan itu terbilang cuma-cuma.
’’Sebenarnya, kita sudah punya 90 titik wifi gratis,’’ ujar Gaguk kepada Jawa Pos Radar Mojokerto.
Ia menyebutkan, 90 titik itu sekarang ini kondisinya sudah on. Bahkan, sudah berlangsung sejak sebulan yang lalu.
Terkait munculnya keluhan kalangan pelajar SMA atas jaringan internet untuk pembelajaran jarak jauh, pihaknya menyarankan agar pelajar asal Kota Mojokerto memanfaatkan wifi gratis yang sudah berfungsi. ’’Bisa memakai wifi gratis yang tersebar. Baik di lingkungan maupun tempat publik,’’ sambung pria yang juga Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mojokerto ini.
Dijelaskannya, jaringan wifi gratis itu sebenarnya sudah berjalan sejak dua tahun lalu. Lokasi penempatannya disesuaikan dengan usulan lingkungan atau pihak kelurahan. Sehingga, ada yang ditempatkan di balai RW/RT dan balai kelurahan. Ada pula yang ditempatkan di titik keramaian kampung. ’’Lokasinya sesuai usulan lingkungan. Baru di situ kita pasang. Sudah on semua, bisa dimanfaatkan 24 jam,’’ jelas dia.
Lantas, apakah jaringan dalam wifi gratis tersebut juga dilakukan pembatasan khusus seperti halnya pemberian kuota internet gratis bagi siswa SD dan SMP di kota? Soal itu, Gaguk mengaku ada perbedaan. Karena, pada jaringan wifi gratis, tidak dilakukan pembatasan jaringan. ’’Tidak ada. Aksesnya bisa bebas. Tidak ada yang khusus,’’ jawab Gaguk.
Diketahui sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Golkar (F-PG) DPRD Kota Mojokerto Sonny Basoeki Rahardjo menyebutkan, banyak pelajar tingkat SMA/sederajat yang mengeluhkan kesulitan pembelajaran jarak jauh lantaran terkendala jaringan internet.
Pembelian kuota internet secara mandiri untuk pembelajaran jarak jauh dianggap memberatkan. ’’Untuk itu, kami mendorong pemkot untuk memberikan layanan internet gratis tidak hanya siswa SD dan SMP tapi juga siswa SMA asal Kota Mojokerto,’’ kata Sonny.