MOJOKERTO – Kepala BNNK Mojokerto AKBP Suharsi membenarkan jika Panca Zanuar Risman sebelumnya permah menjadi pasien rehabilitasi narkoba. ’’Memang sempat jadi klien BNN,’’ katanya kemarin.
Kata dia, pada tahun 2018 lalu, selama 1,5 bulan, Panca mengikuti rehabilitasi dengan rawat jalan di BNN setelah sebelumnya menjadi salah satu korban penyalagunaan narkoba.
Bahkan, kondisi pasiennya itu sudah cukup parah hingga sudah mengalami gangguan psikotik atau gangguan kejiawaan. ’’Gangguan psikotik yang dialami Panca ini disebabkan saking parahnya efek narkotika yang sudah dikonsumsi,’’ paparnya. ’’Kalau sudah seperti ini, bisa dimungkinkan, dia pemakaian (sabu-sabu) rutin setiap hari,’’ imbuhnya.
Setelah dilakukan rehalitasi, kondisi Panca diklaim berangsung-angsur membaik. Itu terbukti dari hasil assessment petugas kepada ibu kandungnya yang tinggal satu rumah dengan Panca. ’’Sedikit banyak ada perubahan. Awalnya, yang sering ngamuk dan mukuli ibunya, lama-lama akhirnya jinak juga,’’ katanya.
’’Ibunya, yang awalnya tidak berani berada di rumah berdua, akhirnya berani karena dia (Panca) sudah bisa mengendalikan diri,’’ imbuh Suharsi. Disinggung perihal ngamuknya Panca saat hendak dilakukan pengobatan di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Suharsi menegaskan, hal itu diduga ada faktor yang memengaruhi mentalitas pada diri Panca.
Sebab, ditaraf kondisi Panca yang mengalami gangguan psikotik, untuk memulihkan tidak bisa dilakukan dengan instan. ’’Butuh proses panjang. Kami juga tidak tahu persis apa yang menjadi pemicu dia mengamuk. Tapi, yang jelas, pemicu lebih pada masalah pribadi. Bukan karena benturan fisik,’’ paparnya.