28.8 C
Mojokerto
Monday, March 27, 2023

Sekolah Tatap Muka Dievaluasi

KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Setelah dua minggu menjalani tahap uji coba pembelajaran tatap muka berjalan, Pemprov Jawa Timur (Jatim) mulai melakukan tahap evaluasi. Rencananya, kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas pada jenjang SMA/SMK bakal diperpanjang pada September mendatang.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Wilayah Kabupaten dan Kota Mojokerto Kresna Herlambang menyebutkan, pada tahap awal, pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka hanya diberi kesempatan selama dua pekan.

Namun, sejak digulirkan 18 Agustus lalu, penerapan KBM tersebut akan tetap dilanjutkan. ”Tetap lanjut ini nanti,” terangnya, kemarin. Menurut dia, dilanjutkannya kegiatan pembelajaran tatap muka tersebut berdasarkan hasil penilaian pemprov terhadap respons masyarakat.

Di sisi lain, selama dua minggu berjalan, penerapan protokol kesehatan di tingkat sekolah telah benar-benar diterapkan dengan maksimal.

Sejauh ini, kata dia, dari total enam lembaga SMA, SMK, dan SLB di  wilayah Kota dan Kabupaten Mojokerto yang ditunjuk sebagai pilot project melaksanakan tatap muka, belum ada laporan munculnya temuan kasus Covid-19. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran tatap muka akan tetap dilanjutkan. ”Ternyata respons masyarakat juga bagus,” paparnya.

Bahkan, jumlah sekolah pelaksana pun akan ditingkatkan secara bertahap. Jika sebelumnya masing-masing kota/kabupaten hanya boleh dilakukan di 3 lembaga, ke depan akan ditambah menjadi seperempat lembaga dari total keseluruh SMA/SMK negeri dan swasta. ”Jadi bukan hanya tiga (lembaga percontohan), tetapi menjadi 25 persen dari jumlah lembaga yang ada,” paparnya.

Baca Juga :  Masuk Terminal, Bus Angkutan Umum Terjaring Razia Ramp Check

Cabdindik belum menunjuk sekolah mana saja yang akan menyusul untuk melaksanakan tatap muka secara terbatas itu. Mengingat, tahap evaluasi baru akan dilakukan pemprov pada akhir pekan ini. Namun, sebagai persiapan, Dispendik Provinsi Jatim telah menggelar rapid test terhadap seluruh guru dan tenaga kependidikan (GTK) di wilayah Mojokerto Raya pada 24-25 Agustus lalu.

Dari hasil tes cepat masal tersebut, sebanyak 27 orang terdetesi reaktif. Seluruhnya telah diharuskan untuk menjalani isolasi mandiri selama 14 hari ke depan. Mereka juga ditindaklanjuti untuk menjalani uji swab untuk memastikan apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak. ”Harapan kami dalam waktu 2 minggu sejak kemarin, mereka kemudian dipastikan tidak ada yang terpapar,” ulasnya.

Selama berlanjutnya masa uji coba tatap muka nanti, pemprov secara rutin juga akan tetap melakukan evaluasi. Meski pembelajaran di kelas kembali dibuka, namun pelaksanaannya tetap dilakukan secara terbatas. Karena harus menyesuaikan dengan peta risiko penyebaran Covid-19 di masing-masing wilayah.

Untuk zona oranye atau risiko sedang, sekolah hanya dapat menghadirkan siswa paling banyak 25 persen dari total peserta didik. Sementara itu, jumlah bisa ditingkatkan menjadi 50 persen jika status risiko meningkat menjadi kuning atau bahkan hijau. ”Apabila zonanya itu semakin hijau, maka semakin banyak jumlah peserta didik yang bisa masuk,” imbuh Herlambang.

Baca Juga :  Ning Ita Beri Motivasi Warga Disabilitas

Sebaliknya, mantan kepala Cabdindik Provinsi Wilayah Probolinggo ini menyatakan, jika status risiko peyebaran kembali ke zona merah, maka pembelajaran akan kembali dilaksanakan secara jarak jauh melalui dalam jaringan (daring). ”Nanti pasti ada evaluasi terus menerus,” tegas dia.

Terpisah, Kepala SMAN 1 Kota Mojokerto Imam Wahjudi mengaku belum mengantongi edaran resmi jika pelaksanaan pembelajaran tatap muka akan diperpanjang. Namun, jika memang akan tetap berlanjut, pihaknya menyatakan siap sebagaimana KBM yang selama dua minggu ini dijalankan. ”Secara resminya belum ada edaran. Kalau untuk memperpanjang kami siap, karena anak-anak menginginkan juga,” lanjut dia.

Dan kemarin, Pemprov Jatim mulai melakukan tahap evaluasi. Masing-masing sekolah-sekolah percontohan mengirimkan laporan pelaksanaan uji coba tatap muka yang digelar sejak Selasa (18/8) lalu. Dari hasil pendataan tersebut, pemprov akan memutuskan kebijakan terkait mekanisme pembelajaran di jenjang SMA, SMK, dan SLB. ”Sekarang kami masih mengisi format evaluasi untuk dikirim ke provinsi hari ini (kemarin),” tandas mantan kepala SMAN 1 Puri ini.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/