MOJOSARI, Jawa Pos Radar Mojokerto – Serangan virus Covid-19 terhadap tenaga kesehatan (nakes) masih terus mengintai. Kali ini, 14 perawat RSUD Soekandar Mojosari kembali terkonfirmasi terpapar virus SARS-CoV-2.
Mereka semua adalah perawat yang bertugas di ruang operasi rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Mojokerto. Terpaan ini tak pelak memaksa pihak rumah sakit pelat merah itu harus me-lockdwon semua layanan dan kinerja ruang operasi. Sehingga layanan pasien operasi harus dialihkan ke rumah sakit lain demi mencegah penularan lebih luas.
Direktur RSUD Prof dr Soekandar Mojosari dr Djalu Naskutub dalam konferensi resminya mengaku awal penularan ini berasal dari empat perawat di ruang operasi bedah sentral yang terkonfirmasi positif lebih dulu saat uji swab pada Jumat (24/7).
Dari hasil itu, manajemen RSUD lalu mewajibkan semua nakes yang bertugas di 4 dari 5 ruang operasi menjalani uji swab pada Senin (27/7).
Dan hasilnya, 10 dari 36 nakes baik perawat, dokter, hingga apoteker yang menjalani swab terkonfirmasi positif. Sehingga total kini terdapat 14 perawat yang dinyatakan positif. ’’Akhirnya kami lakukan swab semuanya di bedah sentral. Termasuk di ruang pulih sadar atau recovery room (RR) dan anestesi. Itu totalnya ada 14 orang sampai hari ini (kemarin, Red),’’ terangnya.
Dari keterangan itu, Djalu memastikan semua perawat positif kini sudah dievakuasi ke ruang isolasi khusus Covid-19 yang sudah tersedia di rumah sakitnya. Mereka akan menjalani pemulihan dan penyembuhan sesuai dengan Kepmenkes Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
Di mana, 14 perawat akan di-treatment paling lama sampai 10 hari ke depan sampai uji swab keduanya dinyatakan negatif. ’’Kita ikuti protokol atau terapi pencegahan Covid-19 yang edisi revisi kelima. Cukup 10 hari isolasi, kami upayakan hasil uji swab keduanya langsung negatif karena mereka semua tergolong OTG (orang tanpa gejala),’’ tegasnya.
Untuk kinerja ruang operasi sendiri, Djalu terpaksa menutup sementara pelayanan. Pihaknya tak ingin terjadi penularan lebih luas lagi, baik terhadap nakes maupun pasien lain jika layanan ruang operasi tetap dibuka. Sehingga persebaran virus di rumah sakit rujukan sulit dikendalikan. Meski begitu, pihaknya mengupayakan pelayanan operatie kamer (OK) bisa dibuka kembali paling cepat, Senin (3/8) pekan depan.
Target tersebut tentunya dengan memastikan lebih dulu 14 perawat terbebas dari infeksi Covid-19 sesuai hasil swab yang akan dijalani, Kamis besok (30/7). ’’Yang terkonfirmasi positif itu jumlahnya hampir separo dari teman-teman sejawat yang bertugas. Makanya, dari hasil rapat tim OK, untuk sementara ditutup. Harapan kami insya Allah Senin besok (3/8) sudah beroperasional kembali,’’ ujar dokter yang baru menjabat lima bulan sebagai direktur rumah sakit milik Pemkab Mojokerto ini.
Sementara itu, Kadinkes Kabupaten Mojokerto dr Sujatmiko telah menginstruksikan semua rumah sakit, baik pelat merah maupun swasta di Mojokerto agar menerima peralihan pasien rujukan operasi dari Prof dr Soekandar Mojosari. Instruksi tersebut mengingat pentingnya layanan kesehatan bagi masyarakat di masa pandemi Covid-19 seperti ini.
Pihaknya juga terus mengupayakan penambahan kuantitas ruang perawatan bagi pasien Covid-19 di beberapa faskes yang sudah ditunjuk. Sehingga persebaran Covid-19 di Bumi Majapahit bisa dikendalikan secepatnya. ’’Bisa di rujuk ke rumah sakit lain. Kan mereka ada grupnya. Kami sudah koordinasi baik swasta, atau milik pemerintah Kabupaten dan Kota Mojokerto, juga sampai ke rumah sakit se-Jawa Timur,’’ tegasnya.
Ditanya soal potensi persebaran Covid-19 yang sudah menyebar ke sejumlah objek vital lain, Sujatmiko mengaku semua tergantung dari sikap dan perilaku masyarakat. Pasalnya, potensi penularan semakin tidak bisa diprediksi ketika masyarakat sudah tidak disiplin lagi dalam menerapkan aturan protokol kesehatan.
Saat ini, tim medis sudah berupaya semaksimal mungkin dalam mengendalikan persebaran Covid-19 agar tidak meluas. Bahkan, mereka sendiri yang harus berhadapan dengan serangan virus. ’’Semakin masyarakat tidak peduli protap (prosedur tetap) yang ada di protokol kesehatan, maka persebaran justru bisa lebih luas,’’ tegasnya. Meski demikian, Sujatmiko memastikan layanan kesehatan masih terus aktif beroperasi dengan risiko yang ada.
Termasuk di RSUD Prof dr Soekandar yang masih membuka layanan kontrol dan pemeriksaan pasien di 10 poli yang tersedia. Sedangkan untuk layanan publik di semua perkantoran, baik swasta maupun pemerintah, pihaknya tetap memberikan atensi agar terus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Sehingga antara upaya pengendalian virus dengan aktivitas ekonomi masyarakat bisa berjalan beriringan. ’’Beberapa perkantoran yang kemarin ditemukan positif, sudah kami tracing semuanya termasuk sampai ke keluarga, dan hasilnya negatif,’’ tambahnya. Sebelumnya, 3 ASN Pemkab Mojokerto yang berdinas di Inspektorat juga sempat terkonfirmasi positif. Dari temuan itu, 60 pegawai lain diminta menjalani uji swab massal di Labkesda Kabupaten Mojokerto dan hasilnya negatif.
Sehingga aktivitas pengawasan dan pemeriksaan internal pemkab masih berjalan normal seperti biasanya.