MOJOKERTO – Sedikitnya 750 personel gabungan TNI-Polri diterjunkan dalam pengamanan Operasi Ketupat Semeru 2019. Hal ini untuk memberikan rasa aman dan kelancaran bagi para pemudik Lebaran dan masyarakat umum.
’’Ratusan porsonel ini akan kita bagi di setiap pos pengamanan hingga pelayanan,’’ kata Kapolres Mojokerto, AKBP Setyo Koes Heriyatno dalam gelar pasukan di mapolres Selasa (28/5). Dalam operasi ini, petugas dituntut lebih meningkatkan kewaspadaan dan pengamanan.
Sebab, operasi yang dimulai hari ini dinilai semakin kompleks lantaran masih dalam lingkup rangkaian Pemilu 2019. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai potensi ganggunan terhadap kestabilan kamtibmas pun diwaspadai. Salah satunya adalah potensi ancaman teror.
Baik kepada masyarakat atau personel kepolisian, dan kantor-kantor kepolisian. ’’Tentunya, di dalamnya berbagai kejahatan yang meresahkan dan mengancam masyarakat,’’ tegasnya. Ancaman itu meliputi aksi pencurian, penjambretan, pembegalan, perampokan, premanisme, aksi intoleransi, dan tindak pidana kekerasan umum.
Tak hanya itu, aksi sweeping ormas, ganggunan arus lalu lintas dan transportasi juga menjadi fokus petugas dalam menjaga harkamtibmas agar tetap kondusif selama Lebaran. ’’Termasuk stabilitas harga bahan pokok juga menjadi potensi kerawanan yang harus diantisipasi secara optimal dalam Operasi Ketupat Semeru 2019 ini,’’ paparnya.
Kasatlantas Polres Mojokerto, AKP Bobby M. Zulfikar menambahkan, meski Opersi Ketupat kali ini tidak berbeda dari tahun sebelumnya, namun strategi pengamanan hingga pelayanan akan ditingkatkan. Menyusul, sejumlah jalur di Mojokerto masih dipetakan rawan crowded hingga berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Baik di sepanjang jalur bypass yang menjadi jalur trans nasional, jalur kolektor di area Mojosari, maupun jalur-jalur wisata. Salah satunya adalah di tikungan Gotekan Pacet sebagai jalur alternatif penghubung Pacet, Mojokerto-Cangar, Kota Batu. ’’Jadi, sejumlah jalur patut diwaspadai oleh pemudik. Baik di titik rawan kemacetan atau kecelakaan,’’ tuturnya.
Hingga kemarin, volume kendaraan di sejumlah ruas jalan mulai ada peningkatan dari hari biasanya. Utamanya, bagi kendaraan barang yang pada H-4 Lebaran sudah tidak dibolehkan untuk melintas. Kecuali, bagi pengangkut kebutuhan pokok dan BBM (bahan bakar minyak). ’’Tentunya, peningkatan ini diprediksi akan terus terjadi. Utamanya, saat masuk libur cuti bersama yang kurang beberapa hari lagi,’’ bebernya.
Kendati demikian, kata Bobby, sejumlah jalur alternatif hingga rekayasa lalu lintas sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Mulai dengan menerapkan sistem perpanjangan traffic light, buka tutup jalur, hingga sistem contraflow. Yakni, dua jalur digabung menjadi satu lajur. Menurut Bobby, langkah-langkah tersebut akan diterapkan sesuai kebutuhan saat terjadi crossing dan crowded di ruas jalan.
’’Pertama dan yang paling utama tetap ada di simpang lima Kenanten, Puri,’’ tegasnya. Sebab, simpang lima Kenanten menjadi titik pertemuan arus dari berbagai arah. Meliputi, Surabaya, Jombang, Sidoarjo, Pasuruan, dan Kota Mojokerto. Di lain sisi, jalan yang menjadi jalur antarkota antarprovinsi tersebut juga sudah tidak seimbang.
Pada titik-titik tertentu masih ada penyempitan jalan yang berakibat pada antrean hingga kemacetan. ’’Sementara, setiap tahun selalu terjadi peningkatan kendaraan,’’ tandas Bobby. Namun, pihaknya memastikan, untuk menghindari crowded selama arus mudik Lebaran, di setiap ruas jalan dan jalur alternatif telah disiapkan berikut pola-pola sistem pengurai kemacetan.