BANK Jatim Cabang Mojokerto bersama Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Mojokerto menggelar pelatihan dan sosialisasi pemberdayaan Bumdes, pengelolaan dan penatausahaan keuangan desa di Grand Whiz Trawas Hotel, Kamis(27/5). Kegiatan yang dihadiri 40 pengurus AKD ini diharapkan mampu memberikan wawasan terhadap kades dalam pengelolaan keuangan di desanya.
Pemimpin Bank Jatim Cabang Mojokerto, Eko Yudi Prastowo mengatakan, pertemuan Bank Jatim dengan AKD ini tidak lain untuk memberikan wawasan dan pengelolaan anggaran. Istilahnya, kita sebagai banker bukan hanya menghimpun dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit serta jasa jasa lainnya. Namun sebagai konsultan bagi nasabah, tandasnya.
Karena, kata Eko, pemerintahan desa tercatat sebagai nasabah lama di Bank Jatim. Memberikan pelayanan yang melebihi expectasi dan memberikan nasabah suatu solusi itu menjadi salah satu prioritas, ujar Eko.
Sedangkan, untuk pemberdayaan desa. Bank Jatim juga menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR), kredit BUMDES dan kredit mikro untuk masyarakat. Bahkan, Desa yang mempunyai sebuah usaha, bisa diberikan layanan berupa servis digital dan semacamnya. Kita bisa memberikan plafon untuk kredit jatim mikro 200, dengan plafon sampai dengan Rp 200 juta untuk digunakan pembangunan fasilitas umum (fasum), tambahnya.
Eko menambahkan, kegiatan pelatihan dan sosialisasi yang digelar ini bisa mempercepat pembangunan di desa. Sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Mojokerto. Bank Jatim adalah bank milik pemerintah propinsi, kabupaten /kota se Jawa Timur,Jadi, pembangunan di Kabupaten Mojokerto itu harus merata, adil dan makmur, ungkap Eko.
Di waktu yang sama, Ketua AKD Kabupaten Mojokerto, Agus Suprayitno, melalui sekretaris umum, Khoirul Rojikin, mengatakan, dengan adanya pertemuan dengan Bank Jatim, bisa menyamakan persepsi mengenai pengelolaan Keuangan Desa dan Kemandirian Desa. Dengan adanya Bank Jatim ini, diharapkan proses perencanaan dan realisasi lebih baik lagi, terangnya.
Menurutnya, dengan mengandalkan Dana Desa saja, untuk mewujudkan desa yang maju harus mempunyai anggaran yang besar. Dana Desa sangat terbatas. Maka dengan hadirnya Bank Jatim ini bisa menjadi solusi agar bisa menciptakan desa mandiri ekonomi, sosial dan budaya. Jadi perekonomian masyarakat secara tidak langsung bisa mengikuti, tambah Khoirul.
Menurutnya, hal ini merupakan komunikasi awal dalam mewujudkan perekonomian desa yang mandiri. Karena, dengan adanya anggaran yang memadai, potensi tiap desa akan dapat segera direalisasikan. Kami berharap, dengan adanya kolaborasi dengan Bank Jatim ini, bisa memunculkan potensi-potensi yang dimiliki Desa. Jadi, perekonomian yang ada di Kabupaten Mojokerto bisa terealisasi dengan adanya potensi desa yang saling menopang, pungkasnya. (dik)