MOJOKERTO – Penyalahgunaan fungsi trotoar di Kota Mojokerto tampaknya masih terjadi. Fasilitas umum (fasum) yang semestinya khusus bagi pejalan kaki, belakangan ini justru dimanfaatkan untuk parkir kendaraan.
Seperti yang terlihat di depan Puskesmas Gedongan di Jalan Raya Gajah Mada, Kecamatan Magersari. Setidaknya ada puluhan kendaraan sepeda motor terparkir di trotoar depan puskesmas setiap harinya. ’’Ya, setiap hari kerja, trotoarnya pasti penuh parkir,’’ ungkap Imam, salah satu warga.
Menurut Imam, kendaraan yang diparkir tidak pada tempatnya tersebut adalah milik pasien atau pengunjung puskesmas. Padahal, peruntukan trotoar tersebut sudah jelas untuk pejalan kaki. ’’Apalagi, itu kan fasilitas kesehatan milik pemerintah. Masak, tidak disediakan tempat parkir yang layak,’’ tuturnya.
Warga menyebut, pemandangan pemanfaatan fasilitas tidak sesuai fungsinya ini sudah lama terjadi. Warga khawatir jika itu dibiarkan akan berimbas pada kerusakan trotoar. Di lain sisi membahayakan pejalan kaki.
Sebab, mereka yang melintas di depan puskesmas harus turun ke jalan karena tidak bisa melintas akibat terhalang parkir kendaraan. ’’Tentu rawan kecelakaan. Terlebih juga banyak mobil yang parkir di bahu jalan,’’ tegasnya.
Warga berharap ada penertiban dari dinas terkait guna menghindari peristiwa yang tidak diinginkan. Termasuk kecelakaan. Tidak hanya di trotoar, pantauan di lokasi, parkir juga di dilakukan di sepanjang gang di Lingkungan Gedongan I.
Hal itu sangat menggangu aktivitas warga yang keluar masuk gang. ’’Kalau pagi malah lebih penuh lagi sampai ke bahu jalan,’’ kata Parman, tukang parkir. Menurut Parman, aktivitas parkir ini terjadi setiap hari di saat jam kerja puskesmas. Mulai pukul 08.00 hingga 15.00.
Namun, justru kondisi ini telah berlangsung lama. Menyusul Puskesmas Gedongan sendiri selama ini tidak dilengkapi area parkir kendaraan.. ’’Memang tidak ada lahan parkir. Mau diparkir dimana kalau tidak di sini (trotoar),’’ tuturmya.
Hanya saja, untuk meminimalisir terjadi kesemrawutan, dia berinisiatif menata layaknya tukang parkir. ’’Ini kalau tidak saya tata setiap hari, setiap ada pasien datang, malah makin semrawut,’’ tandasnya.