KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Memasuki musim hujan, beberapa kawasan sekolah di kota kerap menjadi langganan genangan air. Oleh karenanya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dinas P dan K) Kota Mojokerto gerak cepat mengatasi persoalan tersebut agar tidak mengganggu kondusivitas kegiatan pembelajaran di sekolah.
Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto Amin Wachid mengatakan, terdapat tujuh kompleks sekolah yang kerap menjadi langganan genangan air setiap tahun. Yakni, SMPN 6, SMPN 1, SDN Kedundung 1, SDN Kedundung 2, SDN Kedundung 3, SDN Balongsari, SDN Wates 5 serta SDN Blooto. Untuk mengatasi itu, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (DPUPR) membuat selokan baru atau gorong-gorong kecil sebagai alternatif jalan keluarnya air hujan. ’’Dari tujuh sekolah tersebut, sebagian sudah diatasi sejak beberapa minggu yang lalu dan sebagian lagi masih dalam proses pengerjaan,’’ ujarnya.
Masih kata Amin, dari hasil pantauannya, genangan air tersebut berasal dari tersumbatnya saluran drainase sehingga membuat air hujan tidak bisa mengalir ke sungai dengan lancar. Tak hanya itu, pihaknya juga bersama DPUPR setempat juga rutin melakukan pembersihan saluran air. Hal ini untuk tetap menjaga kesehatan lingkungan sekolah. Mengingat selama musim hujan, penularan penyakit lebih rawan terjadi. ’’Diperlukan kesadaran serta langkah antisipasi cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya genangan ini,’’ bebernya.
Disinggung terkait biaya operasional pengerjaan pembuatan selokan baru, lanjut Amin, semuanya diambilkan dari Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDa). Anggaran ini sendiri bersumber dari dana APBD Kota Mojokerto.
Untuk jumlah anggaran masing-masing pembangunan, Amin menyebutkan nilainya beragam. Sebab tergantung pada luas saluran yang dibangun masing-masing sekolah. ’’Pembiayaan kami bebankan pada BOSda, karena memang diperbolehkan untuk membangun sarana yang mendukung kegiatan pembelajaran,’’ tandasnya. (oce/fen)