KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Sebanyak 45 dari 164 warga yang mendaftar sebagai calon kepala desa dalam helatan pilkades serentak di Kabupaten Mojokerto, dicoret. Selain karena syarat administrasi yang tak lengkap, juga disebabkan skor yang rendah.
Seperti yang ada di Desa Canggu, Kecamatan Jetis. Desa dengan delapan pendaftar ini harus menganulir tiga kandidat. Satu karena memang kelengkapan administrasinya tidak lengkap dan dua lainnya karena skor dalam seleksi tambahan lebih rendah dari lima bacalon yang dinyatakan lolos. ’’Dari seleksi tambahan dengan skoring sesuai yang sudah diatur dalam perbup, hasilnya kami menetapkan ada lima bacalon yang lolos sebagai Calon Kades Canggu,’’ ungkap Ketua Panitia Pilkades Canggu Sumiardi, kemarin.
Sesuai pasal 17, perbub nomor 4 tahun 2022 tentang petunjuk pelaksanaan pilkades, seleksi tambahan itu dengan menggunakan tiga kriteria. Seperti, pengalaman kerja di lembaga pemerintahan, tingkat pendidikan, dan usia.
Dari hasil penghitungan, lima calon yang bakal lanjut dalam helatan pilkades serantak pada September mendatang di antaranya, Much. Muchlis dengan skor 70, Sugianto, 65, dan Uji Sukmono, Boga Septon Kurniawan, dan Auda Fardian Akbironi dengan sekor masing-masing 60.
’’Sedangkan untuk pak Welly skornya 55 dan Ana Yuliana 60, skor yang 60 ini tidak lolos karena usianya kalah dengan pak Auda,’’ tegasnya. Sebaliknya, untuk bacalon Diana Kurnia Sari, lanjutnya, sudah gugur sejak awal lantaran tak mengumpulkan legalisir ijazah dan keterangan sehat dari rumah sakit hingga batas waktu yang ditentukan pada 4 Juli.
Sama halnya dengan Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Dari sepuluh pendaftar, tiga gugur akibat tak melengkapi berkas, dan dua lainnya tersisihkan akibat nilainya di bawah lima bacalon lainnya. Pun Desa Ngarjo, Kecamatan Mojoanyar.
Panitia harus mencoret enam bakal calon melalui seleksi tambahan untuk menetapkan lima calon. Di Desa Awang-Awang, Kecamatan Mojosari ada dua dari tujuh bacalon yang dicoret. Sedangkan, di Desa Candiharjo, Kecamatan Ngoro, panitia mencoret lima dari sepuluh pendaftar.
Berbeda dengan Desa Randuharjo, Kecamatan Pungging. Desa yang menjadi salah satu desa favorit pelamar terbanyak ini, panitia tak sampai melakukan seleksi tambahan. Itu lantaran banyak bacalon memilih mundur. ’’Desa Randuharjo ini awalnya ada 11 pendaftar, tapi ada 9 orang yang cabut berkas pencalonan pilkades, sehingga sekarang tinggal 2 orang saja,’’ ungkap Camat Pungging, Amsar Azhari Siregar.
Sedangkan, tiga lainnya diketahui tidak lengkap. Di Desa Kutogirang dari lima yang mendaftar, tercatat ada dua yang kurang lengkap. Pun demikian di Desa Sentonorejo, Trowulan, dari tujuh pendaftar, tiga tidak memenuhi administrasi, dan satu mengundurkan diri karena tidak diizinkan keluarga, sehingga tinggal tiga orang.
Kepala DPMD Kabupaten Mojokerto, Yudha Akbar Prabowo mengatakan, secara umum penetapan calon di 41 desa yang tersebar di 15 kecamatan kondusif. Meski ada sejumlah gejolak dan protes yang dilayangkan bacalon yang tak lolos, sejauh ini terpantau masih dibatas kewajaran. Tidak sampai muncul aksi anarkis. Seperti halnya di Desa Canggu. ’’Semuanya masih terkendali. Untuk tahap berikutnya mudah-mudahan lancar, dan ending-nya pada 14 September kita ada 41 kades yang terpilih dan bisa dilantik,’’ ungkapnya.
Sejumlah antisipasi tetap menjadi fokus pemda hingga akhirnya penyelenggaraan pilkades serantak ini tuntas sampai hari pemungutan suara. ’’Intinya di penetapan calon ini tidak ada tahap kedua, karean dari 41 desa minimal dua calon sudah terpenuhi, dan maksimal lima calon juga sudah diputuskan masing-masing panitia pilkades tingkat desa, sesuai perbup,’’ paparnya. (ori/ron)