26.8 C
Mojokerto
Friday, June 9, 2023

Setahun Lebih Berusaha Hilangkan Bau Amis

Tak terhitung lagi berapa banyak cara yang dilakukan Urifah agar anak-anak doyan mengonsumsi lele. Eksperimennya memakan waktu cukup lama. Hingga akhirnya, dia menemukan cara bagaimana anak-anak di desanya bisa memiliki gizi yang lebih baik. Yakni, tepung lele.

INDAH OCEANANDA, Puri, Jawa Pos Radar Mojokerto

Berkali-kali dilakukan timbang di posyandu, keponakan Urifah yang masih balita, dinyatakan kekurangan gizi. Tubuhnya sangat kurus dan kecil. Tak hanya keponakan, anak-anak tetangganya juga memiliki postur tubuh yang sama.

Melihat itu, Urifah tak ingin berpangku tangan. Ia memutar otak dan mencari tahu cara agar gizi anak-anak di lingkungannya, di Dusun Sarirejo, Desa Tampungrejo, Kecamatan Puri bisa diperbaiki. ”Di sini kan banyak yang budidaya lele. Ya akhirnya tiap hari dimasakin lele terus. Tapi tetap susah makannya,” ujar wanita 56 tahun yang juga menjabat Kepala Dusun ini. Padahal, lele memiliki segudang manfaat. Selain tinggi protein, makanan ini juga mengandung lemak omega-3, magnesium, hingga berbagai vitamin.

Barulah, tahun 2016, wanita yang akrab disapa Uri itu, membuat berbagai olahan dari lele. Awalnya, ia hanya membuat lele yang dikukus lalu diblender. Kemudian dicampur dengan bumbu. Agar bisa disajikan menjadi makanan yang bergizi. Namun, bau amis dari lele masih belum bisa dihilangkan. ”Susah sekali menghilangkannya, semua bumbu sembarang kalir saya campur,” ucapnya.

Baca Juga :  Sopir Taxi Online Grab Ditikam 16 Kali Ternyata Diotaki Pasutri

Setahun lebih, Uri berinovasi otodidak akhirnya bisa menemukan cara agar lele dapat disukai anak-anak untuk bahan makanan. Tentunya tanpa menimbulkan bau amis dari ikan tersebut.

Olahan tersebut yakni tepung dari lele. Wanita asal Jatirejo itu menuturkan, proses pembuatan tepung lele memakan waktu yang panjang. Sebab, harus melalui proses pengeringan. Baru lele bisa dihancurkan agar berbentuk serbuk.

Uri menambahkan, percobaan pertama ia membuat kurang lebih satu kilogram lele untuk dijadikan bahan baku tepung. ”Jadinya sedikit, cuma setengah ons saja,” sebutnya. Sedangkan, untuk menghilangkan bau amis, cukup dengan menambah kayu manis sebanyak mungkin. Kayu ini mampu menyamarkan bau tersebut.

Berkat tepung lele, Uri bisa membuat berbagai olahan makanan. Di antaranya brownies, puding, mie, dan pia abon lele. Selain itu, Uri juga pernah membuat jus dan es krim dari lele. Caranya dengan mencampurkan tepung tersebut ke adonan buah yang akan diblender.

Baca Juga :  Disporapar Kota Mojokerto Tambah Objek Lomba Fotografi

Sama halnya dengan pembuatan es krim, tinggal menambahkan tepung lele. ”Saya pernah nyuguhin tamu, setelah minumnnya habis, baru saya kasih tahu itu tadi jus lele. Tamu saya langsung kaget,” kenang dia.

Lantaran, jika diberi tahu sebelumnya, ia yakin tamu tersebut tak akan mau menghabiskan jus tersebut. Sebab sudah terbayang bau amis ikan jenis air tawar itu. Kini, produksi tepung lele di dusun tersebut masih berjalan.

Uri mengatakan justru selama pandemi, warga rutin mengonsumsi olahan dari tepung lele. Sebab, warga membutuhkan asupan gizi yang murah untuk imunitas tubuh. Dari tepung lele juga, anak-anak di dusun tersebut mengalami perbaikan gizi.

Setiap ada timbang balita di posyandu, tak ditemukan lagi anak-anak yang dinyatakan kekurangan gizi. ”Nggak hanya anak-anak, ibu hamil juga akhirnya konsumsi ini sebab untuk mengatasi kekurangan energi kronik (KEK),” tukasnya. (ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/