KOMITE K3RS atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto menggelar pelatihan implementasi manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit pada awal Agustus lalu. Acara yang terbagi tiga gelombang ini salah satunya melatih manajemen pemadaman api ringan.
Ketua I Komite K3RS RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto dr Wredi Angganingrum mengatakan, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit adalah bagian dari manajemen rumah sakit secara keseluruan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan aktivitas proses kerja di rumah sakit.
’’K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Yakni melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit,’’ katanya.
Pengertian tersebut sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. ’’Kita melakukan pelatihan K3RS ini setiap tahun untuk melatih tenaga-tenaga baru yang ada di RS. Serta untuk mengingatkan kembali kepada karyawan lama tentang pentingnya keselamatan dalam bekerja di rumah sakit,’’ ujar dr Wredi.
Ketua II Komite K3RS RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto Janadi mengatakan, rumah sakit sebagai salah satu public area tidak mustahil menghadapi bahaya ini. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu disusun suatu acuan atau pedoman bagi seluruh pegawai rumah sakit untuk menghadapi suatu bencana yang mungkin akan terjadi di rumah sakit. Kegiatan pelatihan tersebut bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Materi yang diberikan antara lain pelatihan mengenal bagaimana menyelamatkan diri dan orang lain di sekitar saat terjadi bencana. Yang kedua adalah koordinasi dengan pihak pihak terkait siapa yang melakukan keadaan darurat serta upaya evakuasi ke tempat yang aman. Yang ketiga adalah menyiapkan perlengkapan darurat saat terjadi bencana. Keempat bagaimana memberikan pertolongan pertama pada orang yang terluka saat terjadi bencana. Dan yang kelima, upaya pemulihan secara cepat terutama mental.
’’Rencananya pelatihan ini akan dilakukan selama tiga gelombang agar semua karyawan mendapatkan pelatihan masing-masing. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan semua karyawan RS bisa mengantisipasi apabila terjadi bencana sesuai dengan protokol keselamatan kerja yang ada di RSUD RA Basoeni Kabupaten Mojokerto,’’ pungkas Janadi. (bas/fen)