MOJOKERTO – Masyarakat sebagai konsumen beras baiknya berhati-hati dalam memilih beras bermerek. Di balik penggerebekan toko dan gudang penjual beras oplosan, diam-diam diduga pelaku mengemas beras tak laik konsumsi itu menggunakan merek yang tak asing di tengah masyarakat.
Ya, salah satunya diduga sengaja menggunakan merek Raja Lele tak asli atau palsu. Padahal, belakangan merek ini dikenal konsumen, khususnya kalangan ibu rumah tangga dengan kualitas berasnya. Yakni, setara kualitas bramu dikenal putih bersih, empuk, dan enak saat dikonsumsi.
Nah, tingginya minat masyarakat akan kualitas beras merek Raja Lele ini tampaknya diduga dimanfaatkan oleh pemilik Toko Perdana dan gudang beras oplosan di Dusun Adisono, Desa Lebaksono, Kecamatan Pungging. Pemiliknya tak lain diduga berinisial AK.
Kepala Pasar Raya Mojosari, Samsul Hadi mengatakan, diduga kuat modus oplosan beras dilakukan Ahmad Kholik ini dengan mencampur kualitas jelek dengan kualitas baik. ”Jadi, kalau dijual harganya meningkat. Otomatis keuntungannya sangat tinggi,” katanya mewakili Disperindag Kabupaten Mojokerto, Selasa (25/7).
Dia mengindikasikan, pemakaian merek Raja Lela ini diduga digunakan pelaku untuk mengelabui konsumen. Sehingga, dari modus tersebut rentan dengan pelanggaran perlindungan konsumen atau tindak pidana penipuan. ”Kalau Raja Lele sendiri kualitasnya tidak seperti itu. Dugaan kuat ini oplosan,” tandasnya. Dengan demikian, dia menyebut praktik tersebut sudah mengarah pada penipuan konsumen.”Pelanggarannya ya ada penipuan konsumen,” imbuhnya.